Part I
Akhirnya di Oktober 2015 kami berdua memutuskan konsul lagi ke dokter untuk langsung program hamil. Sempet galau antara uangnya buat promil atau 2nd honeymoon hehe tapi suara hati mengingatkan untuk promil aja mumpung ada waktu. Memutuskan mencoba datang ke dr. Prima Progestian, SpOG di Jakarta Selatan karena ada teman yang merekomendasikan beliau. Walaupun jauh, butuh waktu 3 jam dari Bekasi-Kebayoran karena macet tapi tetap kami coba.
Sabtu, 24 Oktober 2015 -- siklus mens hari kedua
Harusnya sampai di RS Muhammadiyah Taman Puring jam 4, tetapi kami telat karena macet jadi baru sampai jam 5. Dapat nomor urut 16 huhu...padahal dari Bekasi berangkat jam 2 loh. Baru dipanggil masuk jam setengah 8 malam, karena dr. Prima baru datang jam 6 sehabis operasi. Sambil nunggu tadinya mau ke Burger Blenger di Mayestik, tapi antriannya aduhai..jadilah makan malamnya di Seven Eleven aja.
Kesan bertemu dr.Prima? Menyenangkan, lugas dan detail penjelasannya. Pas di USG kista udah gak kelihatan, happy. Cuma diminta untuk HSG dan Analisis Sperma (SA) di hari ke 9-11 trus di resepin vitamin untuk 3 bulan kedepan diminum berdua.
Biaya:
Pendaftaran Rp 15.000,-
USG Rp 150.000,-
Konsul Dokter Rp 200.000,-
Obat/Vitamin Rp 730.000,- (Corsel Tab, Vioxy FM & Asam Folat)
Sabtu, 31 Oktober 2015 -- siklus mens hari kesembilan
Pagi ini jadwalnya HSG dan SA, kami memilih Biotest Laboratorium di Menteng dari hasil gugling yang menyatakan tidak sakit. Sampai jam 9 setelah pembayaran, menunggu di lobi. Ternyata Suami duluan yang dipanggil masuk. Di kasih tabung kaca kecil dan diantar ke ruang kosong di lantai 3 untuk pengambilan sperma (sendiri loh yaa..) setelah selesai untungnya ada kamar mandi bershower jadi Suami bisa langsung mandi besar bersih-bersih, tanpa repot. Hasil SA baru bisa diambil hari Senin.
Setelah itu saya yang dipanggil, diminta untuk mengisi surat persetujuan ditandatangani Suami dan Istri. Setelah itu masuk ke Ruang Radiologi, berganti celana khusus (yang bawahnya bolong) dan tiduran di atas mesin. 10.30 disuntik tes alergi, masih bisa ditemenin Suami. Jam 10:45 dr.Sandra, SpRad masuk dan memberitahu prosedurnya, menenangkan hati agar tidak panik, menginstruksikan untuk berdoa, menjelaskan tujuan HSG pokoknya dr.Sandra keibuan banget deh jadi saya gak tegang. Suami masih boleh nemenin, memang saya minta untuk dia ngeliatin diapain aja sih.. katanya sih dimasukin corong. Kalau saya sendiri cuma berasa mrs.v dijepit sesuatu (untuk membuka lebar) dibasahin sama sesuatu yang dingin (kayaknya Betadine), dan pas selang/kateternya masuk gak berasa apa-apa, masih lebih berasa ngilu di USG TV. Setelah cairan masuk, dari posisi ngangkang kaki saya tarik lurus bersiap di foto rontgen, nah kalau ini Suami udah gak boleh nemenin karena bahaya sinar radiasi. Saya gak perlu hadap kiri/kanan karena mesinnya sendiri yang akan bergerak. Prosesnya cepat gak sampai 10 menit sudah selesai. Terakhir saya diminta bersih-bersih, kemudian di foto lagi (udah boleh pakai celana dalam pas rontgennya). Saya sudah buang air kecil, tetapi kata suster pas di foto kotorannya belum bersih banget, jadilah saya diminta untuk buang air kecil lagi. Saya minum sebotol supaya bisa pipis, pas pipis saya baru sadar ternyata ada flek-flek yang ikut luruh. Pas pipis pertama kirain cuma ngeluarin cairan aja, abis kamar mandinya gelap. Salahnya saya, gak nyalain lampu karena gak tau saklarnya dimana *haduh*
Selesai juga foto rontgen yang terakhir, tidak terlalu lama hasil HSGnya keluar. Menurut dr. Sandra saluran saya bagus, pas disemprot bisa masuk tanpa ada hambatan. Namun pas foto terakhir, saluran tuba saya yang Kanan membesar kemungkinan ada perlengketan. Saya diminta untuk konsultasi dengan Obgyn untuk penangannnya.
Biaya:
Test HSG Rp 1.000.000,-
Test SA Rp 290.000,-
Sabtu, 7 November 2015 -- siklus mens hari keenambelas
Karena waktu itu telat, jadilah kami berangkat lebih pagian jam 1 siang..tetep aja dong sampe RSMTP jam 4 sore. Manajemen RSnya kurang enak, sudah telp daftar tapi gak dikasih nomor. Diminta datang jam 4 (sejam sebelum dokter praktek) untuk ambil nomor. Sudah di pendaftaran jam 4 teng masih belum dibuka, karena kursi tunggunya full jadilah saya duduk agak jauh. Pas pengumuman pendaftaran dibuka gak pake speaker dong, jadi samar-samar. Tapi pede aja saya maju melihat ibu-ibu berkerumun, dan saya hiks tetep diurutan 2 digit alias dapat nomor 10. Untung dr. Prima datang tepat waktu jam 5, trus saya kebagian masuk jam 6 jadi nunggunya gak lama-lama banget. Dokter membaca hasil SA Suami masih ok. Lalu membaca hasil HSG dan foto rontgen saya.
Kesimpulan beliau perlengketan di kanan dan kiri, mungkin karena si Kista yang ada di ovarium kanan (hiks padahal waktu itu udah hilang loh trus kok tiba-tiba jadi si kiri ikutan disebut). Saya gak mau ambil pusing, ikut apa kata dokter aja. Beliau mau coba untuk 3 siklus ini dipancing ovulasi, jadi saya ditambahin obat untuk memicu ovulasi. Karena di USG telur saya udah gak keliatan (kemungkinan sudah pecah) jadi di siklus mendatang hari ke 12 diminta datang untuk cek. Kalau selama 3 siklus belum hamil, tindakan selanjutnya di SIS, gak berhasil juga? mau coba inseminasi. Tahap akhir ya mesti Laparotomi (bedah) untuk diambil kistanya sekaligus dibersihin segala perlengketan yang ada.
Biaya:
Pendaftaran Rp 15.000,-
USG Rp 150.000,-
Konsultasi dokter Rp 200.000,-
Obat Rp 130.000,-
Sabtu, 28 November 2015
Hari ini siklus hari ke 13, yup saya masih datang bulan. Langsung bikin janji ke dr. Prima lagi. Hampir mau di SIS, tapi dokter bilang dicek dulu sel telurnya. Alhamdulillah ada satu sel telur ukurannya udah 20cm dan artinya sudah masuk masa subur. Dokter menawarkan untuk disuntik pemecah telur supaya lebih maksimal dan diminta langsung berhubungan dari malam ini .Waktu pecahnya 24 jam dari disuntik, sampai ke 72 jam (karena sperma bisa bertahan selama 3 hari sementara sel telur hanya 24 jam). Wah deg-degan, karena besoknya suami mau ujian masuk S2 di UI. Konsentrasi terpecah dan takut capek hehe... bismillah pulang dari ujian aja eksekusinya.
Biaya:
Pendaftaran Rp 15.000,-
USG Rp 150.000,-
Konsultasi dokter Rp 200.000,-
Suntik Pemecah Telur Rp 891.000,-