Selasa, 17 Februari 2015

Konsul ke Spesialis Onkologi

Sampai bulan ini masih saja mengalami flek, walaupun timbul kadang-kadang. Berdasarkan hasil googling tentang Endometriosis, banyak yang menyarankan untuk check up ke Spesialis Onkologi saja. Sebagian besar juga penanganannya melalui operasi Laparoscopy (LO) tetapi resikonya si Endo ini bakal balik lagi, haduh daripada bingung akhirnya coba ke RS Hermina Bekasi Barat. Ketemu dengan dr. Triskawati Indang Dewi, Spog, Kfer. Kalau di website gelarnya dalam kurung Kanker Kandungan....serem yaak :)

Mengulang cerita lagi, dan dr. Indang pun melihat berkas medis saya soal Polip. Akhirnya di check lagi di kursi ngangkang, Polip sudah bersih. Kemudian pindah ke USG Transvaginal, beliau mengatakan bahwa bentuk rahim saya Retrofleksi atau terbalik. Tidak masalah karena ini hanya variasi bentuk rahim saja, cuma ada trik khusus saat berhubungan supaya spermanya bisa mencapai rahim. Selain itu ditemukan kistik padat berukuran 57 mm di ovarium kanan dan miom 7mm. Untuk ovarium kirinya sehat dan bersih, saat konsul merupakan hari ke 14 siklus mens saya. Jadi terlihat ada sel telur ukuran 12mm (ukuran siap dibuahi 18-25mm). Nah yang dicurigai adalah si kistik padat tersebut, kasusnya lebih berat daripada endometriosis, sampai saat ini saya kurang tahu apakah ini termasuk kista atau bukan. Setelah itu pemeriksaan dalam, jarinya dokter mulai mengobok2 area bawah dan tangan satunya lagi menekan perut sebelah kanan. Udah gak mikir apa-apa lagi deh diobok-obok kayak gitu, pokoknya cuma fokus ke perut kanan. Untungnya gak terlalu nyeri, malah gak timbul rasa sakit di perutnya. Dokter menyuruh saya untuk ambil darah CA-125, untuk mengetahui apakah kistik ini termasuk ganas atau tidak. Saya dengan pedenya bertanya kemungkinan terburuknya apa (yah pulang dari situ langsung deh kepikiran macem-macem). Dokter bilang harus operasi belek perut seperti caesar (Laparotomy) untuk mengambil si kistik ini, karena kalau tidak diambil akan membahayakan organ tubuh lainnya. Saya masih nawar kalau Laparoskopi aja gimana dok? yang saya tahu operasi laparoskopi itu minim jahitan, bisa dibilang operasi kecil lah. Recoverynya cepat maksimal seminggu, sementara kalau laparotomy menurut teman-teman saya yang sudah pernah caesar ya pemulihannya sebulanan belum ditambah lagi bekasnya. Kalau menurut dr. Indang Laparoskopi kurang maksimal, jadi beliau tetap berpegang teguh untuk pembedahan saja...hiks pilihan yang sulit.

Selesai diperiksa, saya menuju Laboratorium untuk diambil darahnya. Hasilnya baru bisa diambil seminggu kemudian. Ohya, saya perlu waktu berpikir 3 minggu lamanya loh untuk ngambil hasilnya :) bener-bener gak sanggup ngebayangin. Akhirnya bulan depan saya kembali konsul ke dr.Indang dengan membawa hasil CA-125. Alhamdulillah nilainya 18, masih dibawah ambang batas yaitu 35.
Tidak ditemukan sesuatu yang mengkhawatirkan apalagi semacam kanker ganas. Lega sekali rasanya, dan yang pasti terbebas dari segala tindakan bedah alias operasi. Saya masih harus di USGTV untuk memantau si kistik ini. Dalam waktu sebulan, ukurannya masih sama. Dokter masih menganalisa ini kemungkinan Endometriosis atau Radang/Infeksi. Dokter memutuskan bahwa saya harus di Fisioterapi untuk menyembuhkan si infeksi ini. Terapinya berupa Diathermy, yaitu pemanasan atau menghangatkan rahim. Di suntik antibiotik untuk menyembuhkan radang dan didiatermi 10x supaya obatnya bekerja. Jadi selama 10 hari tanpa putus saya akan berkunjung ke Fisioterapi untuk dipanaskan selama 30 menit. Ok, kembali berpikir panjang dan tentu saja mencari tahu dulu apa itu Diatermi dan hasilnya. Sejauh ini masih sedikit pembahasan tentang Diatermi di Internet. Saya sendiripun masih bingung sebenarnya apa yang terjadi sama saya. 

Gugling tentang diatermi dan radang ovarium, akhirnya dapat artikel tentang radang panggul . Infeksi bisa menyebabkan terjadinya radang dalam rahim, saluran fallopi dan ovarium. Kondisi ini dikenal dengan Pelvic Inflamatory Disease (PID), yang disebabkan oleh Bakteri. Tetapi saya masih belum yakin sih karena gejalanya juga mirip dengan endometriosis dan radang usus buntu. Seperti sakit perut, rasa lelah, suhu tubuh tinggi, dan menstruasi disertai rasa sakit yang luar biasa yang muncul di perut bagian bawah, sakit saat berhubungan. Sejauh ini yang saya alami memang ketika menstruasi ada rasa nyeri, tetapi masih bisa dibawa beraktifitas. Tidak mengalami nyeri saat berhubungan, hanya saja ada flek ditengah-tengah waktu menstruasi karena merasa gak bersih saat beribadah.

Eh di artikel dari ayahbunda.com tadi juga dijelaskan bahwa penyakit radang panggul dan endometriosis bisa menyebabkan posisi rahim retrofleksi. Penyebabnya, bekas luka atau parut yang terjadi akibat penyakit ini mengakibatkan perlekatan dan menarik rahim ke arah belakang sehingga mengubah posisinya. Gejalanya. Umumnya tidak timbul gejala apa pun. Kalaupun ada, gejala yang muncul biasanya berhubungan dengan gangguan kesehatan yang dialami oleh yang bersangkutan. Gejala tersebut antara lain adalah: 

·         - Rasa sakit pada saat berhubungan seks (dyspareunia).
·         - Sakit selama periode menstruasi (dysmenorrhea),
·         - Nyeri pinggang bagian bawah dan sering terkena infeksi saluran kecing, sulit menahan keinginan untuk berkemih.
·         - Rasa sakit pada saat memakai pembalut jenis tampon.
·         - Keluhan kesuburan.

Sama seperti gejala radang tadi, yang saya alami paling cuma sakit pada saat menstruasi, sisanya enggak.

Saya masih berpikir-pikir lagi mengenai terapi ini, sekaligus menunggu waktu menstruasi bulan ini datang. Karena saya gak mau pengobatannya terputus, selesai bersih mens, langsung 10 hari terapi. Dan tentu saja masih berupaya menyiapkan mental lagi. 

Bismillah, saya selalu berdoa untuk diringankan dalam setiap ikhtiar. Alhamdulillah ketakutan saya akan operasi bisa digantikan dengan terapi yang lebih ringan. Dan sayapun percaya semua ini akan berlalu dan diganti dengan hal yang indah, penyakit diangkat dan memiliki keturunan... aamiin

** biaya-biaya yang dikeluarkan**
Konsul Dokter Rp 140.000,-
Cek darah CA-125 Rp 699.000,-
USGTV print 2x (untuk saya dan catatan RS) Rp 360.000,-
Tidak ada resep obat (yaay senangnyaa)

Perkiraan biaya terapi
1x Diatermi Rp 75.000,- 
Belum termasuk obat antibiotik, suntik di IGD (huffth...)



Senin, 02 Februari 2015

Suntiang

Hari ini pulang kantor dijemput suami... yaay
Kebetulan kantor baru saya deket banget sama Grand Indonesia, jalan kaki cuma 5 menit. Jadilah kami pacaran disana.

Udah ngincer banget Suntiang, restoran padang yang kejepangan :)

Ayam pop roll 33rb

Ini yang pertama kami coba, unik sih makan sushi cita rasa Padang, tapi gak bikin jadi aneh atau eneg kok. Saus ayam popnya enak.

Green Suntiang dan Red Suntiang @33rb

Minumannya seger banget nih, tapi yang Green Suntiang agak lebih asem.
Green suntiang merupakan juice apel, lemon plus kiwi. Sementara Red Suntiang merupakan perpaduan juice apel, lemon, starwberry dan potongan buah strawberry serta markisa... sluurph 
Segaar!

Ini diaa incaran saya, kue cubit greentea.. yumm

Kue cubit greentea kitkat 39rb

Kami pilih dibikin setengah matang dengan potongan kitkat bar greentea. Waktu hangat enak banget, masih melted di mulut. 
Biasa kalau beli di abang-abang kan yang setengah mateng pas dingin malah  jadi mentah lagi. Nah kalau kue cubitnya Suntiang ini pas dingin jadi gak semelted di awal, kurang greget. So pas datang kayaknya lebih enak langsung di makan.


Dendeng roll 68rb

Berhubung saya suka banget sama dendeng, saya pilih menu ini. Dendengnya crispy banget, walaupun dibalur nasi, keju leleh dan digoreng lagi rasa dendengnya tetap lezat dan sensasinya beda.

Tapi pada dasarnya tetap enak dimakan pake nasi panas ngebul deh hahaha soalnya kalau dibikin sushi gitu dah gak berasa anget. Tapi boleh lah kalau sesekali mau coba sensasi yang berbeda ^^