Selasa, 22 Desember 2015

SIS - Tiup Rahim [TTC Part II]

Hasil suntik pemecah telur kemarin gagal. So di siklus mendatang masuk ke tahap berikutnya, yaitu SIS (Tiup Rahim).

Senin 21 Desember 2015 -- siklus hari kesepuluh
Harusnya diminta datang di hari ke sembilan, tapi karena jatuhnya hari Minggu jadi geser besoknya. Masih bisa untuk tindakan SIS di hari 9, 10 atau 11. Langsung daftar ke RS. Muh. Taman Puring karena dr.Prima ada jadwal praktek pagi dan malam. Kami ikut yang jadwal malam karena menunggu suami dari kantor. Berangkat dari Bekasi jam 4 sore, naik bus 132 menuju Lebak Bulus trus disambung sama minibus Koantas 102 dan lewat Radio Dalem macet banget dungs, sampe RS jam 6. Pas daftar ulang ternyata dokternya baru datang jam 8...huaa lamanya, makin deg-degan deh.

Kami putuskan untuk sholat Maghrib dulu, makan malam, dan lanjut sholat Isya. Tapi ternyata pas mau makan ditelepon sama susternya untuk ditensi dan diberi obat anti nyeri lewat anus. Obatnya bereaksi selama sejam sebelum tindakan. Jam 8.20 saya dipanggil masuk dan langsung tindakan SIS. Duduk di kursi ngangkang, di kasih kateter dan dioles obat. Dokter sudah mewanti-wanti rasanya akan mules. Dan Subhanallah rasanya bukan maeeen, melebihi mules datang bulan. Gak kuat banget, kayak tulang paha ke tarik ke tulang punggung nempel rapeet. Saya sampai teriak-teriak, keringat dingin, lemes hampir pingsan..padahal belum selesai, akhirnya saya lemesin aja, ikhlasin bahkan kalau pingsan juga gak apa-apa. Tapi ternyata gak pingsan hehe langsung kepikiran, apakah mules melahirkan rasanya seperti ini atau lebih dahsyat.

Setelah selesai, saya berdiri ternyata gemeteran bahkan sampe gak bisa buka mata. Sayup-sayup cuma bisa dengar kesimpulan Dokter bahwa saluran kanan saya pas ditiup malah makin menggelembung kayak balon, kalau dipaksakan bisa pecah dan membahayakan. Diagnosanya hydrosalphing tuba kanan sama dengan hasil HSG sebelumnya. Kemungkinan perlengketannya harus diangkat melalui operasi besar. Sementara saluran tuba sebelah kiri kata Dokter bisa terbuka sumbatannya dan lancar. Dokter optimis sama tuba kirinya, insya Allah masih bisa untuk hamil alami.

Saya semakin lemas, detak nadi dicek sama Dokter dan disarankan untuk berbaring dulu setengah jam di kamar sebelah. Suster membawakan kursi roda dan mengantarkan ke ruang kosong dan juga teh anget. Suami ke apotek untuk menebus obat, RS juga udah mau tutup. Saya masih berbaring, setelah cek obat ternyata antibiotiknya dikasih ciproflaxiacin yang saya alergi jenis itu. Akhirnya suami kejar-kejaran sama Dokter yang udah mau pulang untung masih keburu :) pas jam 10 malam saya pasien terakhir dari poli yang keluar hehehe..

Biaya:  
Pendaftaran Rp 15.000,-
Konsul Dokter Rp 200.000,-
Tindakan SIS Rp 450.000,-
USG TV Rp 150.000,-
Obat-obatan tindakan Rp 275.800,-
Obat-obatan resep berupa antibiotik, anti nyeri dan anti flek Rp 130.000,-
Total Rp 1.220.800,-

Senin, 30 November 2015

TTC

Part I

Akhirnya di Oktober 2015 kami berdua memutuskan konsul lagi ke dokter untuk langsung program hamil. Sempet galau antara uangnya buat promil atau 2nd honeymoon hehe tapi suara hati mengingatkan untuk promil aja mumpung ada waktu. Memutuskan mencoba datang ke dr. Prima Progestian, SpOG di Jakarta Selatan karena ada teman yang merekomendasikan beliau. Walaupun jauh, butuh waktu 3 jam dari Bekasi-Kebayoran karena macet tapi tetap kami coba.

Sabtu, 24 Oktober 2015 -- siklus mens hari kedua
Harusnya sampai di RS Muhammadiyah Taman Puring jam 4, tetapi kami telat karena macet jadi baru sampai jam 5. Dapat nomor urut 16 huhu...padahal dari Bekasi berangkat jam 2 loh. Baru dipanggil masuk jam setengah 8 malam, karena dr. Prima baru datang jam 6 sehabis operasi. Sambil nunggu tadinya mau ke Burger Blenger di Mayestik, tapi antriannya aduhai..jadilah makan malamnya di Seven Eleven aja.
Kesan bertemu dr.Prima? Menyenangkan, lugas dan detail penjelasannya. Pas di USG kista udah gak kelihatan, happy. Cuma diminta untuk HSG dan Analisis Sperma (SA) di hari ke 9-11 trus di resepin vitamin untuk 3 bulan kedepan diminum berdua.
Biaya:
Pendaftaran Rp 15.000,-
USG Rp 150.000,-
Konsul Dokter Rp 200.000,-
Obat/Vitamin Rp 730.000,- (Corsel Tab, Vioxy FM & Asam Folat)

Sabtu, 31 Oktober 2015 -- siklus mens hari kesembilan
Pagi ini jadwalnya HSG dan SA, kami memilih Biotest Laboratorium di Menteng dari hasil gugling yang menyatakan tidak sakit. Sampai jam 9 setelah pembayaran, menunggu di lobi. Ternyata Suami duluan yang dipanggil masuk. Di kasih tabung kaca kecil dan diantar ke ruang kosong di lantai 3 untuk pengambilan sperma (sendiri loh yaa..) setelah selesai untungnya ada kamar mandi bershower jadi Suami bisa langsung mandi besar bersih-bersih, tanpa repot. Hasil SA baru bisa diambil hari Senin.
Setelah itu saya yang dipanggil, diminta untuk mengisi surat persetujuan ditandatangani Suami dan Istri. Setelah itu masuk ke Ruang Radiologi, berganti celana khusus (yang bawahnya bolong) dan tiduran di atas mesin. 10.30 disuntik tes alergi, masih bisa ditemenin Suami. Jam 10:45 dr.Sandra, SpRad masuk dan memberitahu prosedurnya, menenangkan hati agar tidak panik, menginstruksikan untuk berdoa, menjelaskan tujuan HSG pokoknya dr.Sandra keibuan banget deh jadi saya gak tegang. Suami masih boleh nemenin, memang saya minta untuk dia ngeliatin diapain aja sih.. katanya sih dimasukin corong. Kalau saya sendiri cuma berasa mrs.v dijepit sesuatu (untuk membuka lebar) dibasahin sama sesuatu yang dingin (kayaknya Betadine), dan pas selang/kateternya masuk gak berasa apa-apa, masih lebih berasa ngilu di USG TV. Setelah cairan masuk, dari posisi ngangkang kaki saya tarik lurus bersiap di foto rontgen, nah kalau ini Suami udah gak boleh nemenin karena bahaya sinar radiasi. Saya gak perlu hadap kiri/kanan karena mesinnya sendiri yang akan bergerak. Prosesnya cepat gak sampai 10 menit sudah selesai. Terakhir saya diminta bersih-bersih, kemudian di foto lagi (udah boleh pakai celana dalam pas rontgennya). Saya sudah buang air kecil, tetapi kata suster pas di foto kotorannya belum bersih banget, jadilah saya diminta untuk buang air kecil lagi. Saya minum sebotol supaya bisa pipis, pas pipis saya baru sadar ternyata ada flek-flek yang ikut luruh. Pas pipis pertama kirain cuma ngeluarin cairan aja, abis kamar mandinya gelap. Salahnya saya, gak nyalain lampu karena gak tau saklarnya dimana *haduh*
Selesai juga foto rontgen yang terakhir, tidak terlalu lama hasil HSGnya keluar. Menurut dr. Sandra saluran saya bagus, pas disemprot bisa masuk tanpa ada hambatan. Namun pas foto terakhir, saluran tuba saya yang Kanan membesar kemungkinan ada perlengketan. Saya diminta untuk konsultasi dengan Obgyn untuk penangannnya.
Biaya:
Test HSG Rp 1.000.000,-
Test SA Rp 290.000,-    

Sabtu, 7 November 2015 -- siklus mens hari keenambelas
Karena waktu itu telat, jadilah kami berangkat lebih pagian jam 1 siang..tetep aja dong sampe RSMTP jam 4 sore. Manajemen RSnya kurang enak, sudah telp daftar tapi gak dikasih nomor. Diminta datang jam 4 (sejam sebelum dokter praktek) untuk ambil nomor. Sudah di pendaftaran jam 4 teng masih belum dibuka, karena kursi tunggunya full jadilah saya duduk agak jauh. Pas pengumuman pendaftaran dibuka gak pake speaker dong, jadi samar-samar. Tapi pede aja saya maju melihat ibu-ibu berkerumun, dan saya hiks tetep diurutan 2 digit alias dapat nomor 10. Untung dr. Prima datang tepat waktu jam 5, trus saya kebagian masuk jam 6 jadi nunggunya gak lama-lama banget. Dokter membaca hasil SA Suami masih ok. Lalu membaca hasil HSG dan foto rontgen saya.
Kesimpulan beliau perlengketan di kanan dan kiri, mungkin karena si Kista yang ada di ovarium kanan (hiks padahal waktu itu udah hilang loh trus kok tiba-tiba jadi si kiri ikutan disebut). Saya gak mau ambil pusing, ikut apa kata dokter aja. Beliau mau coba untuk 3 siklus ini dipancing ovulasi, jadi saya ditambahin obat untuk memicu ovulasi. Karena di USG telur saya udah gak keliatan (kemungkinan sudah pecah) jadi di siklus mendatang hari ke 12 diminta datang untuk cek. Kalau selama 3 siklus belum hamil, tindakan selanjutnya di SIS, gak berhasil juga? mau coba inseminasi. Tahap akhir ya mesti Laparotomi (bedah) untuk diambil kistanya sekaligus dibersihin segala perlengketan yang ada.
Biaya:
Pendaftaran Rp 15.000,-
USG Rp 150.000,-
Konsultasi dokter Rp 200.000,-
Obat Rp 130.000,-

Sabtu, 28 November 2015
Hari ini siklus hari ke 13, yup saya masih datang bulan. Langsung bikin janji ke dr. Prima lagi. Hampir mau di SIS, tapi dokter bilang dicek dulu sel telurnya. Alhamdulillah ada satu sel telur ukurannya udah 20cm dan artinya sudah masuk masa subur. Dokter menawarkan untuk disuntik pemecah telur supaya lebih maksimal dan diminta langsung berhubungan dari malam ini .Waktu pecahnya 24 jam dari disuntik, sampai ke 72 jam (karena sperma bisa bertahan selama 3 hari sementara sel telur hanya 24 jam). Wah deg-degan, karena besoknya suami mau ujian masuk S2 di UI. Konsentrasi terpecah dan takut capek hehe... bismillah pulang dari ujian aja eksekusinya.

 Biaya:
Pendaftaran Rp 15.000,-
USG Rp 150.000,-
Konsultasi dokter Rp 200.000,-
Suntik Pemecah Telur  Rp 891.000,-

Jumat, 12 Juni 2015

Perjalanan Umroh ~ part II


Alhamdulillah, tak habis-habisnya rasa syukur teruntai. Seminggu menghabiskan detik, menit, jam dan hari di dua kota suci Madinah dan Makkah tak terasa. Hawa panas bukan halangan, yang biasanya kalau di Jakarta langsung pusing sedikit, disana sehat dan gak ada keluhan. Menikmati ibadah sepanjang hari, jajan almond, jus mangga, lays, eskrim, kfc, kebab, nasi briyani, teh arab, roti sevendays, kurma dingin ... loh loh kok terakhirnya makanan semua yaa hehe. Enak deh, hidup begini terus :) rasanya mau pindah kesini jadinya.

Bertemu dengan anak-anak dari penjuru dunia juga menjadi kebahagiaan sendiri, liat semangat dan kecintaan mereka akan Masjid, Masya Allah. Bertemu banyak orang baik, tiba-tiba aja kasih makanan buat berbuka, ada roti, keju, kurma, teh ... sempet gak enak hati, karena kan gak puasa, harusnya ada yang lebih berhak. Tapi ditolakpun lebih gak enak lagi.


Alhamdulillah Allah mudahkan ibadah umrohnya, ibadah tawafnya, ziarah makam Rasulullah sampai haru banget..karena di Raudhah agak terbatas untuk perempuan. Saat sudah bisa masukpun, saking penuhnya orang duduk pun sulit. Tapi kemudian tiba-tiba ada yang memberikan tempat, walaupun pas sujud sempat deg-degan takut terinjak tapi Alhamdullillah lancar. Perluasan Masjidil Haram juga bukan halangan, walaupun masih banyak crane dan sempat juga kami terpaksa tawaf di lantai 3 paling atas karena gak kebagian tapi menjadi bagian pengalaman.

Jabal Magnet
City Tour juga sangat berkesan, berkesempatan mengunjungi Jabal Rahmah, Jabal Magnet, Mina (aaah... yang ini bikin semangat buat tabungan Haji, insya Allah), kebun kurma, Masjid Bir Ali, Masjid Terapung, Masjid Quba. Yang belum dan pengen banget dikunjungi, kota Thaif insya Allah.

Labaik Allahuma labaaik, labaaik Laa Syarika Laka Labaaik Inal Hamda Wan Ni'mata Laka Wal Mulka La Syarikalah ... panggil aku kembali ya Rabb

Saudi Arabia, modern and amazing

Sabtu, 06 Juni 2015

Perjalanan Umroh ~ Hari pertama seperti mimpi

Alhamdulillah, di anniversary pertama pernikahan kami mendapatkan hadiah istimewa dari orangtua Suami. Yaitu beribadah Umroh ke Tanah Suci. Awalnya kami berdua saja, tetapi saya meminta mereka untuk ikut juga. Saya rada gak pede pergi sendiri, sementara Bapak dan Ibu kan sudah pengalaman dan jadi deh kami pergi berempat.

Kebetulan teman Ibu sudah mendaftar duluan, lalu Ibu mengikutsertakan kami berempat di travel yang sama yaitu Ratu Arruman.Ibadah Umroh kami nantinya akan dibimbing oleh Ustadz
Aswan Faisal, yang merupakan kakak dari alm. Uje. Alhamdulillah persiapan serba singkat tapi berjalan dengan lancar sampai  kembali ke tanah air. Daftar Maret, bulan Juni berangkat.

Sabtu, 6 Juni 2015




Sehabis sholat subuh dan sholat sunnah safar kami bersiap-siap menuju Bandara Soekarno Hatta menggunakan bis Damri dari Bekasi Barat. Untuk jamaah umroh sendiri diharuskan berkumpul di Soeta jam 8 pagi. Bapak, Ibu dan Abang saya datang untuk mengantar, senengnya walaupun ada haru-haru dikit. Karena tentunya pengen banget perginya bareng mereka, tp In syaa Allah di lain waktu semoga terkabul. jam 10 kami boarding, flight jam 11.40 menggunakan GIxxx Saya terpisah sama suami dan mertua, tapi boleh pindah kok asal di belakang masih tersedia kursi kosong. 9 jam perjalanan kami isi dengan makan, tidur, nonton film, tilawah dan mendengarkan alunan ayat-ayat Al Quran dari audio pesawat. Alhamdulillah gak bosan, tau-tau sudah sampai. Seru liat padang pasir dari pesawat, Masya Allah saya rasanya masih mimpi menginjakkan kaki di Tanah Suci ini.



pukul 17:30 kami landing dengan mulus, disambut dengan suasana terang benderang. Yup, sama sekali gak ada awan di Jeddah, langsung matahari bulat menggantung..tapi hawanya gak panas kok.
Gak keringetan, atau mungkin udah mau malam ya :) tepat adzan Maghrib (sekitar jam 7 malam) bis rombongan kami bergerak meninggalkan bandara King Abdul Azis menuju kota Madinah.
Berhubung udah masuk jam tidur saya (jam 11 malam waktu Jakarta), jadilah saya langsung molor di dalam bis hehe makan malam yang sudah disediakan pun saya cuekin, selain itu pemandangan yang monoton, hanya padang pasir sehamparan jalan membuat mata makin berat.

sekitar pukul 1 dini hari kami tiba di Madinah. Sepanjang jalan rasanya tidak merasa menjadi asing, seperti kalau tiba di tempat  baru. Rasanya tidak deg-degan, justru merasa nyaman. Sepanjang
jalan banyak bangunan-bangunan kubus, mobil-mobil terparkir berantakan didepannya, terlihat kusam, tidak ada pepohonan. Bis semakin mendekat menuju masjid Nabawi, masjidnya tertutup area perhotelan yang menjulang. Tak henti-hentinya saya berdzikir dan mengagumi keindahan masjid dari kejauhan.


Sampai di hotel, kami dipersilahkan membereskan bawaan, bersih-bersih dan beristirahat. Rasanya sudah gak sabar pengen ibadah di Masjid Nabawi, tapi mengingat tubuh belum mandi dan butuh dilurusin jadi kami istirahat dulu sebentar supaya ibadahnya fit.

with Mom in law

Jumat, 24 April 2015

7 jam berlibur singkat di Bandung

Balik lagi ke Bandung (hehe demen)...

Long weekend kali ini saya dan suami akhirnya menghabiskan liburan seharian di Bandung tanpa menginap. Masih dalam euforia Konferensi Asia Afrika tanggal 24 April lalu kemudian kami memilih seputar Jl. Asia Afrika - Braga sebagai tujuan wisata kali ini. Mumpung masih hangat dekorasinya, walaupun kemarin sempat ada kasus pengrusakan kecil atas fasilitas umum disana. Untungnya sehari sebelum kami berangkat, ada kegiatan kerja bakti membersihkan dan memperbaiki fasum yang dirusak itu. Walaupun pas kesana si "bola dunia" masih dalam tahap perbaikan gara-gara nama negaranya banyak yang dicopot... aah kecewa.



Pagi-pagi sekali kami bersiap ke Stasiun Bekasi, dijadwalkan berangkat jam 06.57 tapi sayangnya si Argo Parahyangan terlambat dan baru datang jam 07.45. Alhamdulillah perjalanan lancar dan sampai di Bandung jam 11:00 dari yang dijadwalkan jam 09:52 karena molor tadi, yach keburu siang deh. Keluar melalui Pintu Selatan, yang tadinya mau ngangkot ke Alun-alun eh ternyata salah arah, jadilah kami berjalan kaki sedikit tau-tau sampe Pasar Baru (baru tahu haha...) Makin gak jadi lagi ngangkot dan milih berjalan kaki sambil cuci mata, sempetin juga ngemil kue cubit dulu. Berhubung cuaca panas isenglah saya dan suami ngebecak dengan ongkos sepuluh ribu ke Masjid Raya, sebenarnya dekat sih kalau mau jalan kaki juga cuma ya itung-itung melestarikan becak lah.

Masjid Raya Bandung






 Sampai di Masjid Raya, masih sempet ngerasain rumput sintesis hihi norak.. padahal lagi panas terik. Terus langsung masuk ke Masjid karena sebentar lagi adzan dzuhur berkumandang dan kami gak mau ketinggalan sholat berjamaah. Masjidnya luas banget sampe ada 3 kubah, sayangnya pas kesana kami lupa mau naik menara. Mungkin itu artinya kami harus balik lagi kesana. Setelah selesai sholat kami kembali lagi ke lapangan rumput sintesis untuk berfoto-foto. Jalan kaki ke arah Braga melalui Jl. Asia Afrika, Jl. Naripan dan Jl, Tamblong. Seru loh pop-art yang lagi dipajang disini, terus banyak bangku-bangku juga. Jadi warga bisa pada duduk ngobrol seru, ada orangtua yang sambil nyeritain sejarah Konferensi Asia Afrika ke anak-anaknya. Hebat ya Ridwan Kamil, walikota Bandung, bisa menyalurkan sejarah dengan apik kepada masyarakatnya.


Rasa Bakery - Jl. Tamblong, Bandung.
Kami berhenti di Rasa Bakery untuk makan siang, restoran dengan nuansa Belanda, yang mirip Ragusa di Jakarta tapi lebih seru. Banyak pilihan untuk roti dan kue-kuenya, ada juga eskrim homemade yang enak bangeet. Suami memilih Laksa yang katanya disini favorit banget, tapi pas saya icip kok biasa aja dan gak ada daun kemanginya, hmm bukannya Laksa itu identik dengan kemangi ya?. Saya sendiri memilih Selad Solo, nah kalau yang ini enak banget. Dagingnya empuk, sayurannya pas, kuah dan mustardnya seger banget.. Sebagai penutup ada Hawaian Love Songs, yaitu 3 scoop eskrim yang tertata manis di atas setengah buah Nanas plus potongan buah segar dan sekeping biskuit...yum segeer. Eskrimnya terdiri dari rasa pisang, vanilla dan strawberry. Yang strawberry ini ada sedikit potongan buah stroberi aslinya, makanya seger banget. Kalau diliat-liat yang makan disini usia 40thn keatas loh, semacam nostalgia ya mereka kesini hehe.. ada juga family sih, bawa anak-anak untuk makan eskrim.





Setelah selesai makan, tidak lupa membeli camilan untuk di perjalanan pulang nanti. Saya beli kue-kue kecil dan sekotak Apple Strudel untuk oleh-oleh, Apple Strudelnya enak banget loh..asem-asem seger. Kami kemudian berjalan kaki lagi ke kiri, sekitar 250 m sudah ketemu Jl. Braga.

Sumber Hidangan - Jl. Braga, Bandung
Selalu seru menikmati jalanan Braga, trotoarnya yang bersih dan rapi, ditambah dengan kursi-kursi penyemarak Konferensi Asia Afrika 2015. Cuacanya lagi mendung nih, berhubung tadi beli eskrim cup "Rasa" jadi kami duduk-duduk dulu sambil menikmati frambozen eskrim yang enak banget. Sambil melihat-lihat pertokoan, mata saya mencari-cari toko kue Sumber Hidangan. Gak ada plang tokonya, yang saya lihat hanya satu tempat yang isinya kursi dan meja makan jadul mirip restoran di Ragusa. Saya pede aja masuk, terus berjalan ke etalase kue eeh ternyata bener ini tempatnya si toko kue belanda Sumber Hidangan. Wangi rotinya enak banget, ada khasnya yang berbeda dengan wangi roti-roti modern sekarang ini. Saya membeli 2 ons Bookepotjes, 1 ons kue coklat kacang dan 1 slice cake kacang almond. Bener-bener otentik banget tempatnya, mesin kasir, mesin timbangan dan etalasenya peninggalan jaman Belanda. Bahkan yang melayani sampe petugas kasirnya sudah oma-oma. Kue-kue yang saya belipun dibungkusnya pakai kantong kertas. Total belanja disini Rp 85.500,-




Selesai dari sini masih siang dan agak lama ke waktunya pulang. Cuaca Bandung lagi asik banget, mendung-mendung sejuk. Karena gak tau mau kemana lagi, akhirnya kita jalan kaki aja sepanjang jalan Braga entah sampai kemana. Mendung makin tebal, buru-buru nyetop Taksi, eh bener aja loh pas di dalem Taksi langsung beerr..hujan deras banget. Kita akhirnya memutuskan ke Pompidou Cafe di Jalan Ciliwung.

Pompidou Sweet & Savoury - Jl. Ciliwung No.14, Bandung
Gak jauh dari Cihapit/Cilaki/Cisangkuy, Pompidou ini bukan bangunan Cafe tersendiri, melainkan bangunan Butik yang didalamnya ada cafe keciiil sangat (hehehe saking mininya, karena pas kami kesana cuma ada 3 meja dan full). Cuaca masih hujan, sempet agak bete sih karena sampai disana mbaknya gak ngasih meja, kami sibuk sendiri geser-geser meja. Kebetulan sisa yang kosong di teras belakang, hanya ada 2 meja. Karena hujan, terasnya bocor jadi mejanya mesti digeser, dan mereka gak helpfull. Parahnya lagi, 1 meja tersisa (yang gak bocor) dipake sama SPG buat ngerokok..hiks sedih banget. Udah mana kebocoran eh bau asap rokok pula, dan mereka nyantai aja gitu. Saya gak bisa komplen karena emang kondisinya kayak gitu, mau diapain lagi. Cuma bisa berdoa sekenceng-kencengnya supaya para perokok selesai dan saya bisa ngemil dengan tenang. Hujan deras dan gak punya tujuan, bikin kami terperangkap disitu. Ya sudah ngeteh sore ngangetin badan dan ngemil red velvet cupcakes. Duh maap ya, so far reviewnya cuma "Red Velvetnya enak bangeeet". Untung enak, setidaknya bisa menghapus kekecewaan saya atas pelayanan Pompidou. Next kalaupun ngidam sama kue-kuenya Pompidou, saya pilih take away aja.

Selesai dari Pompidou ceritanya mau ke Jl. Lombok atau Riau, eeh mbaknya gak ngerti arah doong. Ya udah kami coba iseng jalan kaki menyusur sendiri. Jalanan macet dimana-mana, eh terus kami hilang arah hahaha makin gak jelas juntrungannya. Ya sudah nyetop Taksi deh buat langsung ke Stasiun. Sampai di Stasiun sebelum Maghrib, istirahat di Mushollanya trus sholat Maghrib, makan malam bakso seadanya sampe saat kereta kami tiba. Yup jam 20:00 akhirnya kereta kami bergegas meninggalkan Bandung, udah ngantuk sangaat pengen segera rebahan di kamar sendiri.


    
  

   

Rabu, 01 April 2015

Lawangwangi Cafe & Creative Space ~ Bandung

Jadi ceritanya setelah selesai kodangan di Bukit Dago Selatan, kan tanggung nih udah nyewa motor terus dekat sama wilayah Dago Atas. Masih punya waktu akhirnya diniatin untuk jalan-jalan, istri sih milihnya kalau bisa kedua tempat yaitu Selasar Sunaryo dan Lawangwangi. Tapi Suami yang bawa motor milih satu tempat aja, yaitu Lawangwangi Cafe & Creative Space. Letaknya di Jl. Dago Giri, kalau kita mau ke arah Dago Atas ada percabangan, nah ambil jalan ke kiri menurun yang lebar jalanannya lebih kecil. Ikutin jalan aja keatas, kurang lebih 2 km, nanti ketemu bangunan di kanan yang banyak spanduk dan patung sebagai ciri khasnya. Pas jalan kesana, kita naik motor dibawah guyuran hujan :) deg-degan sih takut slip abis banyak tanjakan Alhamdulillah Suami bisa dan sampailah kami dengan selamat walaupun agak basah kuyup yah... mudah-mudahan kalau difoto gak lepek hehe. 

Ruang Gallery
Hasil Karya
Bangunannya terdiri dari 2 lantai, lantai bawah merupakan ruang pamer yang terdiri dari 3 ruangan. Pas kita masuk akan disuguhkan benda-benda seni, seperti pintu kayu dengan tirai batik (mungkin ini iconnya lawangwangi, lawang = pintu) dan beberapa lukisan. Di lantai mezzanine, terdiri dari 2 ruangan yaitu "Tuku Lawangwangi" berupa shop-art menjual souvenir, tas, sepatu dan pakaian. Di sebelahnya ada ruang pamer, isinya lukisan dan hasil jepretan yang unik-unik. Tapi entah kenapa, kok karya seni yang dipamerin jadi sedikit ya ketimbang yang saya sudah lihat reviewnya di blog-blog. 

Di lantai atas merupakan Cafe, yang terdiri dari outdoor, indoor tengah dan indoor atas. Karena lagi rame, jadi kami dapat di atas itupun udah beruntung banget gak pake ngantri. Soalnya banyak yang datang rombongan, jadi mesti nunggu meja kosong yang bisa muat banyak. Kalau di bawah memang banyak meja untuk keluarga/rombongan, nah kalau diatas rata-rata meja dengan 2 atau 3 kursi/sofa dengan maksimal 4 orang.
   




Sayangnya, sepanjang disana hujan masih deras mengguyur jadi gak bisa leluasa menikmati pemandangan, jadi menikmati camilan aja...dingin-dingin bikin laper. Kami pesan pizza dan seafood plater (ckckc cuma berdua camilannya berat-berat euy) plus ice lychee tea dan traditional lawangwangi tea yang isinya berupa teh jahe dan nata de coco. Yumm enak semua, pizzanya crunchy, onion ringnya juga kriuk gak berasa bau bawangnya.

Pizza 65 K, seafood plater 45 K, beverages 25 K

Keenakan duduk sambil ngemil jadi males beranjak, setelah semuanya ludes baru deh jalan ke spot foto. Tapi masih hujan, jadi gak maksimal fotonya... kursi-kursi yang ada di outdoor juga gak semuanya bisa difungsikan karena basah, makanya jadi terbatas untuk pengunjung. Kalau malam tempatnya romantis juga bisa sambil menikmati sejuknya udara Lembang.


Rumah Ebo - Bandung

Ada undangan ke Bandung sabtu ini, trus kepingin nginep jadilah kami memilih Rumah Ebo Guest House Bandung, dengan harga Rp 480.000 semalam via Agoda. Walaupun cuma sehari tapi lumayan buat refreshing (daripada pp bikin capek doang).

Dari Bekasi kami memilih naik Travel Cipaganti berangkat jam 7.15 dari Bekasi Cyber Park. Harganya sekarang Rp 110.000,-/orang dan bisa memilih turun di Pasteur atau Simpang Dago, berhubung saya mencari yang terdekat dengan penginapan dan venue undangan saya memilih ke Dago Point, Simpang Dago. Selama perjalanan agak merayap dari Tambun, hufft jadilah makan waktu 4 jam. Jam 11 teng sampai di Dago, pas juga janjian jam segitu sama rental motor yang diantar ke penginapan. Untungnya travelnya lewat depan penginapan kami jadi gak perlu ngangkot atau jalan kaki jauh-jauh. Rute travelnya dari Jl, Juanda belok ke Jl. Teuku Umar (kanan) ngelewatin Kafe Ngopdoel, nah penginapannya di samping Bank BJB Precious. Ngelewatin sekitar 2 rumah, sampailah kami di Rumah Ebo Guesthouse Jl. Imam Bonjol No. 27 Bandung. Letaknya penginapan ini ada di dalam kompleks yang asri dan bisingnya jalanan Dago yang padat gak terdengar sampe penginapan, jadi nyaman banget huniannya. Alhamdulillah jam 11 udah boleh check-in, jadi sempet naro tas, si mas ganti baju dan saya yang udah berangkat dari Bekasi dengan kostum kondangan tinggal touch up aja :))

Teras rumah Ebo yang asri 
Ruang tamu dengan desain etnik 


Pas tadi saya urus check-in, si Mas ngurus penyewaan motor, Kami menyewa motor melalui Hawu Rental Motor dengan harga sewa Rp 100.000,- sehari. Motornya bisa diantar dan dijemput, kalau daerahnya dekat dengan Rental masih free tapi kalau diluar area kena charge Rp 30.000,- Berhubung penginapan masih satu area jangkauan masih free, namun karena kami mau pulang naik kereta besokannya motor diambil di Stasiun dengan charge Rp 20.000,- Kami dapet motor Honda Beat F1 dengan kondisi prima dan kata si Mas sih mantap tarikannya, lengkap dengan 2 helm dan jas hujan ponco yang kepalanya dua (untuk boncengan). Segera kami menuju venue undangan di Taman Masjid Nurul Jamil, Jl, Bukit Dago Selatan, 15 menit saja sampai di tengah kemacetan Bandung, untuung naik motor. Selesai kondangan kami jalan-jalan ke Dago Atas lengkapnya di Next Postingan yaa.  

Jam setengah lima udah sampai Rumah Ebo lagi, karena hujan jadi kami istirahat aja di kamar, tadinya mau bobo siang tapi gak bisa karena ada TV kali ya hehe jadinya nonton aja sambil kemulan. AC gak dinyalain karena kamarnya udah sejuk, apalagi sore ini hujan. Padahal enak banget duduk di taman depan kamar sore-sore sambil ngeteh. Tapi sayangnya di Rumah Ebo ini di kamarnya gak disediain air minum dan teko pemanas, tapi kurang tau deh apakah bisa minta ke dapur atau enggak.





Gak lama hujan reda, abis mandi dan sholat Maghrib kami berjalan kaki 2 blok ke Jl.Juanda, sederetan FO manggil-manggil minta disamperin hehe cuma sempet ke Jetset, Glow (dapet kemeja pantai untuk si Mas dan celana training untuk saya), dan Donatello (sepasang sendal wedges untuk saya), makan mie kocok pinggir jalan untuk meredam lapar dan ngangetin perut. Gak berasa udah jam setengah 9 malam, ngebut ke Jl, Imam Bonjol lagi mau ke Lavie Mainan dan Lavie Baby Shop sayangnya udah keburu tutup. Padahal sejajar sama Rumah Ebo loh, deket banget jalan kaki. 




Besoknya setelah sholat Subuh, rencana jam 6 mau joging pagi ke Gasibu yang cuma sekilo dari Rumah Ebo. Ngaret, baru keluar kamar jam setengah 7, eh udah boleh sarapan tuh sama petugas hotel. Padahal kemarin diinfoinnya sarapan jam 7 - jam 10. Asiiik, jadilah hemat gak perlu sarapan di Gasibu hahaha. Disediakan buffet dan kursi meja kecil di samping pantry. Menunya berupa nasi putih, ayam kecap, bakwan jagung, capcay, pisang, teh manis dan kopi. Ada mentega, selai dan pemanggang roti, tapi rotinya gak ada. Saya dan suami memilih tempat di teras depan, di kursi yang terbuat dari batu. Alhamdulillah pagi ini cerah dan makanannya enak loh. 







Setelah selesai kami ke Lapangan Bola yang terletak di depan Rumah Ebo, banyak yang jogging pagi. Ada alat fitnes buatan, seru juga nyobain, mengangkat berat beban sendiri hehe, Ada track batu untuk refleksi kaki. Kami kemudian ke jalan Dipati Ukur gak jauh juga, hanya 5 menit jalan kaki. Di depan Monumen Perjuangan banyak orang berjualan dan berolah raga, Sempet belanja tas kantong, gelas kaki, bros, dan sweater baby girl, jajan mie lidi dan awug. Gak terasa udah jam setengah 9, buru-buru pulang ke Rumah Ebo lagi untuk mandi dan berkemas-kemas karena jam setengah 10 sudah harus berangkat ke stasiun soalnya mau mampir dulu ke Prima Rasa beli oleh-oleh. Alhamdulilah keburu juga ke Prima Rasa walaupun hampir nyasar karena jalan Pasupati ditutup untuk Car Free Day, jadi kebawa muter-muter. Jam setengah 11 udah sampai di Pintu Selatan stasiun Kebon Kawung, janjian sama orang Hawu Rental untuk balikin motor, Saatnya pulang ke Bekasi, naik KA eksekutif Argo Parahyangan seharga Rp 107.500,-/org. Keretanya udah ada dan tepat waktu jalan jam 11 siang. Sebenarnya pengen pulang jam 2an tapi sayang udah kehabisan. Jam 2 siang udah sampe di Stasiun Bekasi, Alhamdulillah lancar :D         


Minggu, 08 Maret 2015

Fisioterapi ~ Tens 1 Area

Jumat, 6 Maret 2015 -- day one theraphy
Baru kali ini semangat nunggu datangnya mens :) biasanya malah berharap gak datang. Lagi semangat untuk berobat, semenjak harus melewati tahap suntik antibiotik plus diatermi 10x ga boleh putus, jadi setelah selesai mens mau langsung ngebut pengobatan. Mulai kacau lagi nih mensnya. Diawali hampir 5hr ngeflek terus dan di hari ke 6 baru keluar darahnya sampai 3hr, jadi total 9hr lamanya. Jumat ngecek tanda2 udah mau bersih, langsung nelp ke RS Hermina untuk mulai diterapi. Prosesnya mesti ketemu dokter rehab medik dulu untuk di cek perutnya dll.

Pulang kantor Alhamdulillah lancar, KRL on time plus gak terlalu padat.. malah sempet bobo di KRL menuju Bekasi, lumayan istirahat. Dari stasiun Bekasi jalan sedikit (kurleb 300m) ke jl. Kemakmuran. Trus naik angkot 10B langsung turun depan RS Hermina Bekasi. Jam 6 langsung ke lantai 4, ternyata dokternya belum datang. Sampe suami datangpun si dokter belum datang, dan saya nomor urut 7 deg-degan takut Fisioterapinya keburu tutup jam 8 malam. Setengah 8 dokternya baru datang, saya dipanggil setelah pasien pertama tapi udah ikhlas aja deh misal gak harus diterapi malam ini juga, mana keburu. Setelah cerita keluhan ke dr. Elizabeth, SpRM dan dichek perutnya, ditekan-tekan gak ada nyeri apapun. Dokter akhirnya menyarankan untuk mengganti diatermi dengan terapi yang lain karena si kistik padat tersebut. Tetapi tetap harus suntik antibiotik, tetapi dikurangin jadi 5. Alhamdulillah makin ringan aja pengobatannya senaaang.

Setelah nebus obat Terfacef yang ternyata harganya wow (kirain sekitar 20-50rban aja seperti yg diceritain diblog2 diatermi), saya menuju IGD untuk disuntik. Ngobrol sama susternya, ternyata emang saya dikasih obat paten yang paling bagus dan lebih cepat (jadi gak perlu suntik sampe lama-lama 10x) yah mungkin karena saya ada alergi terhadap antibiotik juga kali ya jadi dokter gak kasih sembarangan. Sebelum disuntik di test skin dulu karena saya ada alergi antibiotik tertentu. Test skinnya disuntik (juga) di lengan, terus dilingkarin kulitnya pakai pulpen dan ditulis jam. Tunggu 15 menit ada bentol atau reaksi di kulit kalau alergi. Jam 9 tidak ada reaksi apa-apa jadi aman, langsung deh di suntik di punggung tangan. Bersyukur lagi, karena tidak di p****t :) jarumnya juga tipis dan lebih kecil daripada jarum infusan atau ambil darah. Rasanya sedikit nyut-nyutan. Kata susternya sebaiknya makan dulu sebelum disuntik karena takut mual, walapun gak sempat makan tapi tadi sempat minum jus jambu dulu. Unit IGD sudah ditelponin sama Fisioterapi, iyalah udah mau pada pulang staffnya. Buru-buru deh saya ke lantai 4 lagi.

Sebelah kanan saya alat TENS nya, disambung ke Pad yang diletakkan di bawah perut (ditutup selimut).
Monitornya cuma timer aja dan ada tombol untuk menambah/mengurangi getar pijatan.
Perban di punggung tangan bekas suntikannya :)
Saya baca nama tindakannya Tens 1 Area, jadi area bawah perut saya dikasih Pad yang rasanya dingin banget, kemudian ditutup handuk. Nantinya Paddingnya akan bergerak memijat, persis kaya kursi pijat yang bergetar-getar di perut. Prosesnya 20 menit aja, dan kata susternya berhubung saya ada kistik padat disarankan tidak dipanaskan, jadi pakai pad saja karena lebih membuat nyaman, syukurlah. Menurut Google efek dingin yang disalurkan ke kulit, otot, dan jaringan tubuh yang menyebabkan vasokontriksi (penyempitan pembuluh darah vena) pada area yang dibalut sehingga dapat menurunkan peradangan dan mengurangi nyeri. TENS (Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation), dioperasikan menggunakan transmisi listrik dan bermanfaat menurunkan nyeri. Dilengkapi dengan elektroda untuk menyalurkan arus listrik yang diletakkan pada daerah yang mengalami nyeri. Rasa geli sangat terasa dibawah kulit dan otot yang diaplikasikan elektroda tersebut. Sinyal dari TENS ini berfungsi untuk menggangu sinyal nyeri yang mempengaruhi syaraf-syaraf dan memutus sinyal nyeri tersebut sehingga pasien merasakan nyerinya berkurang. 

Ditengah terapi Susternya pamit pulang, hehe kasian ya jadi telat pulangnya. Nanti saya diminta lepasin sendiri alatnya, karena tinggal penjaga laki-laki aja yang ada disitu. Jam 10 selesai terapinya, pas saya keluar penjaganya pun udah pada ganti seragam semua, saya pasien terakhir :)

Sabtu, 7 Maret 2015 -- day two theraphy


Proses penyuntikan antibiotik di IGD, makasih suami yang selalu nemenin dan dokumentasiin
Sudah siap mau berangkat habis dzuhur, eh ternyata hujan. Jadilah baru jalan jam setengah 3 sore, itupun ditengah jalan masih kehujanan...tetap semangat!
Sampai di RS Hermina jam 3, langsung ke apotik sebelah IGD lantai 1 lobby utama. Nebus obat -- bayar kasir - suami daftar IGD -- suntik di IGD -- ke lantai 4 daftar fisioterapi -- ke kasir bayar -- nunggu dipanggil -- selesai jam 5. 
Pas disuntik suster kasih tau lebih enak disuntik di atas sikut (apa yah namanya) gak sakit, daripada di punggung tangan ... hmm pantes nyut-nyutan, tapi bener loh suntikan hari ini gak berasa *semyumlebar* langsung deh bisa happy malam mingguan nonton Potret manggung di Sumareccon Mall Bekasi aheey
POTRET on the stage! asik banget teh Melly

Minggu, 8 Maret 2015 -- day three theraphy
Karena Fisioterapi hari ini cuma setengah hari, jadilah mesti berangkat pagi. Udah siap eeh malah hujan, haduh deg-degan takut gak keburu karena jam 9 baru pada mandi. Akhirnya gak lama hujan berhenti langsung ngebut, sampe juga jam 10 di RS. Tapi ternyata apotek yang di lantai 1 tutup, jadi mesti ke lantai 3. Jadilah bolak-balik Apotek lantai 3 (mana antrian kasirnya panjang pula) -- Turun buat daftar IGD -- Suntik di IGD -- Lantai 4, eeh tutup juga pendaftaran dan kasirnya -- suami turun lagi ke Lantai 2 buat daftar Fisioterapi -- Saya nunggu di lantai 4 depan Fisioterapi, karena tangan saya ngilu banget tadi pas disuntik ternyata bergeser alias gak tepat pada vena >.< hiks -- Untung selesai jam 10:30 gak bikin susternya pulang telat lagi :) -- turun ke Lantai 3 buat bayar di kasir.   

Next day four and five theraphy
Mau dilakuin setelah jam pulang kantor, Alhamdulillah bisa diselesaikan sampai hari Selasa aja. Padahal tadinya dihitung kalau diawali hari Jumat, 10 harinya lagi terakhir hari Minggu depan. Banyak-banyak bersyukur karena selalu diringankan ikhtiarnya, thanks God. I love You 

Jumlah Biaya Rp 2.199.000,-
Konsul dokter Rekam Medik (pertama) Rp 133.000,-
Obat Antibiotik Terfacef @Rp 266.400 x 5
Biaya Suntik oleh Suster @Rp 23.000 x 5
Obat-obatan di IGD (kapas, alkohol, dll) Rp 55.800 x 5
Fisioterapi Tens 1 Area Rp 68.000 x 5





Selasa, 17 Februari 2015

Konsul ke Spesialis Onkologi

Sampai bulan ini masih saja mengalami flek, walaupun timbul kadang-kadang. Berdasarkan hasil googling tentang Endometriosis, banyak yang menyarankan untuk check up ke Spesialis Onkologi saja. Sebagian besar juga penanganannya melalui operasi Laparoscopy (LO) tetapi resikonya si Endo ini bakal balik lagi, haduh daripada bingung akhirnya coba ke RS Hermina Bekasi Barat. Ketemu dengan dr. Triskawati Indang Dewi, Spog, Kfer. Kalau di website gelarnya dalam kurung Kanker Kandungan....serem yaak :)

Mengulang cerita lagi, dan dr. Indang pun melihat berkas medis saya soal Polip. Akhirnya di check lagi di kursi ngangkang, Polip sudah bersih. Kemudian pindah ke USG Transvaginal, beliau mengatakan bahwa bentuk rahim saya Retrofleksi atau terbalik. Tidak masalah karena ini hanya variasi bentuk rahim saja, cuma ada trik khusus saat berhubungan supaya spermanya bisa mencapai rahim. Selain itu ditemukan kistik padat berukuran 57 mm di ovarium kanan dan miom 7mm. Untuk ovarium kirinya sehat dan bersih, saat konsul merupakan hari ke 14 siklus mens saya. Jadi terlihat ada sel telur ukuran 12mm (ukuran siap dibuahi 18-25mm). Nah yang dicurigai adalah si kistik padat tersebut, kasusnya lebih berat daripada endometriosis, sampai saat ini saya kurang tahu apakah ini termasuk kista atau bukan. Setelah itu pemeriksaan dalam, jarinya dokter mulai mengobok2 area bawah dan tangan satunya lagi menekan perut sebelah kanan. Udah gak mikir apa-apa lagi deh diobok-obok kayak gitu, pokoknya cuma fokus ke perut kanan. Untungnya gak terlalu nyeri, malah gak timbul rasa sakit di perutnya. Dokter menyuruh saya untuk ambil darah CA-125, untuk mengetahui apakah kistik ini termasuk ganas atau tidak. Saya dengan pedenya bertanya kemungkinan terburuknya apa (yah pulang dari situ langsung deh kepikiran macem-macem). Dokter bilang harus operasi belek perut seperti caesar (Laparotomy) untuk mengambil si kistik ini, karena kalau tidak diambil akan membahayakan organ tubuh lainnya. Saya masih nawar kalau Laparoskopi aja gimana dok? yang saya tahu operasi laparoskopi itu minim jahitan, bisa dibilang operasi kecil lah. Recoverynya cepat maksimal seminggu, sementara kalau laparotomy menurut teman-teman saya yang sudah pernah caesar ya pemulihannya sebulanan belum ditambah lagi bekasnya. Kalau menurut dr. Indang Laparoskopi kurang maksimal, jadi beliau tetap berpegang teguh untuk pembedahan saja...hiks pilihan yang sulit.

Selesai diperiksa, saya menuju Laboratorium untuk diambil darahnya. Hasilnya baru bisa diambil seminggu kemudian. Ohya, saya perlu waktu berpikir 3 minggu lamanya loh untuk ngambil hasilnya :) bener-bener gak sanggup ngebayangin. Akhirnya bulan depan saya kembali konsul ke dr.Indang dengan membawa hasil CA-125. Alhamdulillah nilainya 18, masih dibawah ambang batas yaitu 35.
Tidak ditemukan sesuatu yang mengkhawatirkan apalagi semacam kanker ganas. Lega sekali rasanya, dan yang pasti terbebas dari segala tindakan bedah alias operasi. Saya masih harus di USGTV untuk memantau si kistik ini. Dalam waktu sebulan, ukurannya masih sama. Dokter masih menganalisa ini kemungkinan Endometriosis atau Radang/Infeksi. Dokter memutuskan bahwa saya harus di Fisioterapi untuk menyembuhkan si infeksi ini. Terapinya berupa Diathermy, yaitu pemanasan atau menghangatkan rahim. Di suntik antibiotik untuk menyembuhkan radang dan didiatermi 10x supaya obatnya bekerja. Jadi selama 10 hari tanpa putus saya akan berkunjung ke Fisioterapi untuk dipanaskan selama 30 menit. Ok, kembali berpikir panjang dan tentu saja mencari tahu dulu apa itu Diatermi dan hasilnya. Sejauh ini masih sedikit pembahasan tentang Diatermi di Internet. Saya sendiripun masih bingung sebenarnya apa yang terjadi sama saya. 

Gugling tentang diatermi dan radang ovarium, akhirnya dapat artikel tentang radang panggul . Infeksi bisa menyebabkan terjadinya radang dalam rahim, saluran fallopi dan ovarium. Kondisi ini dikenal dengan Pelvic Inflamatory Disease (PID), yang disebabkan oleh Bakteri. Tetapi saya masih belum yakin sih karena gejalanya juga mirip dengan endometriosis dan radang usus buntu. Seperti sakit perut, rasa lelah, suhu tubuh tinggi, dan menstruasi disertai rasa sakit yang luar biasa yang muncul di perut bagian bawah, sakit saat berhubungan. Sejauh ini yang saya alami memang ketika menstruasi ada rasa nyeri, tetapi masih bisa dibawa beraktifitas. Tidak mengalami nyeri saat berhubungan, hanya saja ada flek ditengah-tengah waktu menstruasi karena merasa gak bersih saat beribadah.

Eh di artikel dari ayahbunda.com tadi juga dijelaskan bahwa penyakit radang panggul dan endometriosis bisa menyebabkan posisi rahim retrofleksi. Penyebabnya, bekas luka atau parut yang terjadi akibat penyakit ini mengakibatkan perlekatan dan menarik rahim ke arah belakang sehingga mengubah posisinya. Gejalanya. Umumnya tidak timbul gejala apa pun. Kalaupun ada, gejala yang muncul biasanya berhubungan dengan gangguan kesehatan yang dialami oleh yang bersangkutan. Gejala tersebut antara lain adalah: 

·         - Rasa sakit pada saat berhubungan seks (dyspareunia).
·         - Sakit selama periode menstruasi (dysmenorrhea),
·         - Nyeri pinggang bagian bawah dan sering terkena infeksi saluran kecing, sulit menahan keinginan untuk berkemih.
·         - Rasa sakit pada saat memakai pembalut jenis tampon.
·         - Keluhan kesuburan.

Sama seperti gejala radang tadi, yang saya alami paling cuma sakit pada saat menstruasi, sisanya enggak.

Saya masih berpikir-pikir lagi mengenai terapi ini, sekaligus menunggu waktu menstruasi bulan ini datang. Karena saya gak mau pengobatannya terputus, selesai bersih mens, langsung 10 hari terapi. Dan tentu saja masih berupaya menyiapkan mental lagi. 

Bismillah, saya selalu berdoa untuk diringankan dalam setiap ikhtiar. Alhamdulillah ketakutan saya akan operasi bisa digantikan dengan terapi yang lebih ringan. Dan sayapun percaya semua ini akan berlalu dan diganti dengan hal yang indah, penyakit diangkat dan memiliki keturunan... aamiin

** biaya-biaya yang dikeluarkan**
Konsul Dokter Rp 140.000,-
Cek darah CA-125 Rp 699.000,-
USGTV print 2x (untuk saya dan catatan RS) Rp 360.000,-
Tidak ada resep obat (yaay senangnyaa)

Perkiraan biaya terapi
1x Diatermi Rp 75.000,- 
Belum termasuk obat antibiotik, suntik di IGD (huffth...)



Senin, 02 Februari 2015

Suntiang

Hari ini pulang kantor dijemput suami... yaay
Kebetulan kantor baru saya deket banget sama Grand Indonesia, jalan kaki cuma 5 menit. Jadilah kami pacaran disana.

Udah ngincer banget Suntiang, restoran padang yang kejepangan :)

Ayam pop roll 33rb

Ini yang pertama kami coba, unik sih makan sushi cita rasa Padang, tapi gak bikin jadi aneh atau eneg kok. Saus ayam popnya enak.

Green Suntiang dan Red Suntiang @33rb

Minumannya seger banget nih, tapi yang Green Suntiang agak lebih asem.
Green suntiang merupakan juice apel, lemon plus kiwi. Sementara Red Suntiang merupakan perpaduan juice apel, lemon, starwberry dan potongan buah strawberry serta markisa... sluurph 
Segaar!

Ini diaa incaran saya, kue cubit greentea.. yumm

Kue cubit greentea kitkat 39rb

Kami pilih dibikin setengah matang dengan potongan kitkat bar greentea. Waktu hangat enak banget, masih melted di mulut. 
Biasa kalau beli di abang-abang kan yang setengah mateng pas dingin malah  jadi mentah lagi. Nah kalau kue cubitnya Suntiang ini pas dingin jadi gak semelted di awal, kurang greget. So pas datang kayaknya lebih enak langsung di makan.


Dendeng roll 68rb

Berhubung saya suka banget sama dendeng, saya pilih menu ini. Dendengnya crispy banget, walaupun dibalur nasi, keju leleh dan digoreng lagi rasa dendengnya tetap lezat dan sensasinya beda.

Tapi pada dasarnya tetap enak dimakan pake nasi panas ngebul deh hahaha soalnya kalau dibikin sushi gitu dah gak berasa anget. Tapi boleh lah kalau sesekali mau coba sensasi yang berbeda ^^