Jumat, 12 Juni 2015

Perjalanan Umroh ~ part II


Alhamdulillah, tak habis-habisnya rasa syukur teruntai. Seminggu menghabiskan detik, menit, jam dan hari di dua kota suci Madinah dan Makkah tak terasa. Hawa panas bukan halangan, yang biasanya kalau di Jakarta langsung pusing sedikit, disana sehat dan gak ada keluhan. Menikmati ibadah sepanjang hari, jajan almond, jus mangga, lays, eskrim, kfc, kebab, nasi briyani, teh arab, roti sevendays, kurma dingin ... loh loh kok terakhirnya makanan semua yaa hehe. Enak deh, hidup begini terus :) rasanya mau pindah kesini jadinya.

Bertemu dengan anak-anak dari penjuru dunia juga menjadi kebahagiaan sendiri, liat semangat dan kecintaan mereka akan Masjid, Masya Allah. Bertemu banyak orang baik, tiba-tiba aja kasih makanan buat berbuka, ada roti, keju, kurma, teh ... sempet gak enak hati, karena kan gak puasa, harusnya ada yang lebih berhak. Tapi ditolakpun lebih gak enak lagi.


Alhamdulillah Allah mudahkan ibadah umrohnya, ibadah tawafnya, ziarah makam Rasulullah sampai haru banget..karena di Raudhah agak terbatas untuk perempuan. Saat sudah bisa masukpun, saking penuhnya orang duduk pun sulit. Tapi kemudian tiba-tiba ada yang memberikan tempat, walaupun pas sujud sempat deg-degan takut terinjak tapi Alhamdullillah lancar. Perluasan Masjidil Haram juga bukan halangan, walaupun masih banyak crane dan sempat juga kami terpaksa tawaf di lantai 3 paling atas karena gak kebagian tapi menjadi bagian pengalaman.

Jabal Magnet
City Tour juga sangat berkesan, berkesempatan mengunjungi Jabal Rahmah, Jabal Magnet, Mina (aaah... yang ini bikin semangat buat tabungan Haji, insya Allah), kebun kurma, Masjid Bir Ali, Masjid Terapung, Masjid Quba. Yang belum dan pengen banget dikunjungi, kota Thaif insya Allah.

Labaik Allahuma labaaik, labaaik Laa Syarika Laka Labaaik Inal Hamda Wan Ni'mata Laka Wal Mulka La Syarikalah ... panggil aku kembali ya Rabb

Saudi Arabia, modern and amazing

Sabtu, 06 Juni 2015

Perjalanan Umroh ~ Hari pertama seperti mimpi

Alhamdulillah, di anniversary pertama pernikahan kami mendapatkan hadiah istimewa dari orangtua Suami. Yaitu beribadah Umroh ke Tanah Suci. Awalnya kami berdua saja, tetapi saya meminta mereka untuk ikut juga. Saya rada gak pede pergi sendiri, sementara Bapak dan Ibu kan sudah pengalaman dan jadi deh kami pergi berempat.

Kebetulan teman Ibu sudah mendaftar duluan, lalu Ibu mengikutsertakan kami berempat di travel yang sama yaitu Ratu Arruman.Ibadah Umroh kami nantinya akan dibimbing oleh Ustadz
Aswan Faisal, yang merupakan kakak dari alm. Uje. Alhamdulillah persiapan serba singkat tapi berjalan dengan lancar sampai  kembali ke tanah air. Daftar Maret, bulan Juni berangkat.

Sabtu, 6 Juni 2015




Sehabis sholat subuh dan sholat sunnah safar kami bersiap-siap menuju Bandara Soekarno Hatta menggunakan bis Damri dari Bekasi Barat. Untuk jamaah umroh sendiri diharuskan berkumpul di Soeta jam 8 pagi. Bapak, Ibu dan Abang saya datang untuk mengantar, senengnya walaupun ada haru-haru dikit. Karena tentunya pengen banget perginya bareng mereka, tp In syaa Allah di lain waktu semoga terkabul. jam 10 kami boarding, flight jam 11.40 menggunakan GIxxx Saya terpisah sama suami dan mertua, tapi boleh pindah kok asal di belakang masih tersedia kursi kosong. 9 jam perjalanan kami isi dengan makan, tidur, nonton film, tilawah dan mendengarkan alunan ayat-ayat Al Quran dari audio pesawat. Alhamdulillah gak bosan, tau-tau sudah sampai. Seru liat padang pasir dari pesawat, Masya Allah saya rasanya masih mimpi menginjakkan kaki di Tanah Suci ini.



pukul 17:30 kami landing dengan mulus, disambut dengan suasana terang benderang. Yup, sama sekali gak ada awan di Jeddah, langsung matahari bulat menggantung..tapi hawanya gak panas kok.
Gak keringetan, atau mungkin udah mau malam ya :) tepat adzan Maghrib (sekitar jam 7 malam) bis rombongan kami bergerak meninggalkan bandara King Abdul Azis menuju kota Madinah.
Berhubung udah masuk jam tidur saya (jam 11 malam waktu Jakarta), jadilah saya langsung molor di dalam bis hehe makan malam yang sudah disediakan pun saya cuekin, selain itu pemandangan yang monoton, hanya padang pasir sehamparan jalan membuat mata makin berat.

sekitar pukul 1 dini hari kami tiba di Madinah. Sepanjang jalan rasanya tidak merasa menjadi asing, seperti kalau tiba di tempat  baru. Rasanya tidak deg-degan, justru merasa nyaman. Sepanjang
jalan banyak bangunan-bangunan kubus, mobil-mobil terparkir berantakan didepannya, terlihat kusam, tidak ada pepohonan. Bis semakin mendekat menuju masjid Nabawi, masjidnya tertutup area perhotelan yang menjulang. Tak henti-hentinya saya berdzikir dan mengagumi keindahan masjid dari kejauhan.


Sampai di hotel, kami dipersilahkan membereskan bawaan, bersih-bersih dan beristirahat. Rasanya sudah gak sabar pengen ibadah di Masjid Nabawi, tapi mengingat tubuh belum mandi dan butuh dilurusin jadi kami istirahat dulu sebentar supaya ibadahnya fit.

with Mom in law