Minggu, 18 Maret 2018

postpone ngeblog TTC

Halooo....

wah sudah lama banget gak pernah nulis-nulis di blog, terutama tentang promil.
Malah kayaknya hampir lupa deh cara ngutak-ngatik blogspotnya hihi maafkan ya kalau nanti jadi berantakan.

2 tahun belakangan ini, saya disibukkan dengan pekerjaan baru. Sempat memutuskan untuk istirahat dan fokus sama promil ternyata gak bisa :) gak betah dirumah dan bosan nonton tv yang acaranya itu-itu melulu. Akhirnya saya mencoba profesi baru, yaitu menjadi Guru SD. Nah karena jarang pegang komputer, jadilah gak pernah ngeblog lagi hihi... So far saya menikmati profesi baru ini, ternyata gak gampang yaa mendidik anak. Maklum belum pernah punya anak tau-tau sama Allah langsung dikasih 24 anak disuruh didik hahaha shock! Tapi senyum, tawa, kelucuan dan kepolosan mereka jadi obat pelipur lara selama ini.. Alhamdulillah ala kulli haal. Ngurus mereka seharian, tetap ada capeknya tapi setidaknya minim stress. Bagaimana kondisi jalan rumah-sekolah? sebenarnya deket cuma 10km saja, tapi gara-gara sedang pembangunan Tol Becakkayu jadinya tetap kena macet deh. Tapi yaa saya manfaatin untuk tidur aja di angkot selama macet, supaya gak berasa stress dan capek.

Bagaimana dengan TTC/Promilnya?

Mohon maaf yaa ada beberapa bagian yang saya lupa (sebenarnya saya gak mau inget2 hal yang ga disuka atau bikin kecewa, mau segera dihapus dalam memory otak). Rekapannya di tahun 2016 setelah 3 siklus diberi obat penyubur (hormon)  dan masih gagal, malah si kista semakin membandel. Susah sekali diperkecil dengan obat dan solusinya hanya satu, yaitu Operasi Laparoscopy. Akhirnya saya cuti dari promil untuk menenangkan dan membahagiakan diri, memberi ruang untuk tubuh saya terbebas dari segala obat-obatan yang terus menerus. Makan apa yang saya mau, jalan-jalan karena kemarin tabungannya habis untuk promil jadi irit gak jalan-jalan hahaha kesian..
Akhirnya setelah menyiapkan budget untuk LO dan memilih tanggal di bulan Juli 2017 (pas liburan sekolah, bulan puasa) saya memutuskan LO. Untuk cerita ini nanti akan saya post tersendiri.

Tanpa terasa sudah mau memasuki tahun ke-4 pernikahan kami. Juga sudah setahun pasca LO dan tanpa saya isi lagi dengan promil. Berharap setelah LO yang katanya orang-orang kemungkinan hamil alaminya akan besar karena rahim sedang bersih-bersihnya....tapi ternyata belum rejeki. Saya masih galau, mau memutuskan insem atau berjalan apa adanya. Memang yaa terkesan lambat promilnya, malah jarang. Tapi memang sulit untuk membangun semangat (dan tentunya budget) itu.  

Sabtu, 11 Juni 2016

Memulai Promil Lagi

Setelah 5 bulan vakum, tidak pernah kontrol ke dokter kandungan lagi, hari ini saya mencoba peruntungan lagi. Dari hasil HSG saya sebelumnya mengenai hydrosalphing ringan saya terus mencari informasi sebanyak-banyaknya via google. Kebetulan di komunitas Ibuhamil.com ada bunda yang pengalamannya hampir mirip dengan saya, beliau suspect hydrosalphing dan berhasil hamil melalui tangan dr.Marly Susanti. Saya pun tertarik, mengingat RSnya pun tidak jauh dari rumah sehingga saya bisa memaksimalkan tenaga dan waktu.  

11 Juni 2016, saya kembali ke RS Hermina Bekasi untuk memulai promil dengan dokter spesialis infertilitas yaitu dr.Marly Susanti, SpOG K.Fer di klinik Edelweis khusus program kehamilan. Karena ini pertama kalinya saya konsul di klinik ini, maka ada wawancara singkat oleh suster mengenai riwayat kesehatan, siklus mens dan riwayat promil saya sebelumnya. Saya juga menyerahkan hasil test HSG dan Analisa Sperma.

Saat dipanggil kemudian dr. Marly membaca sekilas  buku pasien RS Hermina saya dan bertanya tentang tindakan sebelumnya, kemudian saya jelaskan pernah mengalami flek diantara jadwal menstruasi lalu dilakukan tindakan pengambilan polip serviks. Adanya kista yang diterapi diatermi/suntik antibiotik 5 kali. Kemudian saya di USG-TV dan ditemukan kista uk. 1 cm di kanan (dari angka 7cm yang mengecil ke angka 5cm sebelumnya) dan kista uk.2,5 cm di kiri. Antara senang karena yang kanan mengecil, tapi sedih karena kok tiba-tiba di kiri ada hiks.
 
Kemudian dokter menjelaskan secara detail proses terjadinya pembuahan. Apa itu indung telur, fungsi, dll. Bagaimana sperma terjadi, trus kenapa gak boleh berhubungan setiap hari karena sperma itu terbentuk gak langsung jadi lengkap, hari pertama kepalanya dulu, hari kedua baru ekornya. Butuh sperma yang bisa bergerak lincah sampai ke rahim, kalo kepalanya doang tapi ekornya gak ada gak bisa. Sekian juta sperma yang masuk belum tentu berhasil sampai ke puncak karena sudah mati duluan. Butuh satu sel sperma dari sekian juta itu yang bisa bertemu dengan sel telur. Lalu faktor kondisi rahim, apa hambatanya dan panjang lebar proses yang dijelaskan oleh dr.Marly :) Selanjutnya hasil HSG dan AS dicek, hmm ternyata indikatornya berubah, apa yang tertera sudah tidak valid dan dokter menganjurkan untuk test ulang karena RS ini sudah mengacu pada ketentuan WHO yang paling akhir. Minggu depan saya dijadwalkan Histeroskopi Office (HO) untuk mengetahui apakah ada myom atau polip rahim. Dengan biaya sekitar 1,7jt, tetapi jika harus dibersihkan maka biayanya menjadi 2,9jt. Lalu saya diminta untuk test HSG dan test Hormon (Prolaktin). Saya diresepi obat Visanne (hormon) untuk memperkecil kista. Suami diberi vitamin dan vitan untuk konsumsi 2 bulan nanti setelah itu diminta test Analisis Sperma.

Selasa, 22 Desember 2015

SIS - Tiup Rahim [TTC Part II]

Hasil suntik pemecah telur kemarin gagal. So di siklus mendatang masuk ke tahap berikutnya, yaitu SIS (Tiup Rahim).

Senin 21 Desember 2015 -- siklus hari kesepuluh
Harusnya diminta datang di hari ke sembilan, tapi karena jatuhnya hari Minggu jadi geser besoknya. Masih bisa untuk tindakan SIS di hari 9, 10 atau 11. Langsung daftar ke RS. Muh. Taman Puring karena dr.Prima ada jadwal praktek pagi dan malam. Kami ikut yang jadwal malam karena menunggu suami dari kantor. Berangkat dari Bekasi jam 4 sore, naik bus 132 menuju Lebak Bulus trus disambung sama minibus Koantas 102 dan lewat Radio Dalem macet banget dungs, sampe RS jam 6. Pas daftar ulang ternyata dokternya baru datang jam 8...huaa lamanya, makin deg-degan deh.

Kami putuskan untuk sholat Maghrib dulu, makan malam, dan lanjut sholat Isya. Tapi ternyata pas mau makan ditelepon sama susternya untuk ditensi dan diberi obat anti nyeri lewat anus. Obatnya bereaksi selama sejam sebelum tindakan. Jam 8.20 saya dipanggil masuk dan langsung tindakan SIS. Duduk di kursi ngangkang, di kasih kateter dan dioles obat. Dokter sudah mewanti-wanti rasanya akan mules. Dan Subhanallah rasanya bukan maeeen, melebihi mules datang bulan. Gak kuat banget, kayak tulang paha ke tarik ke tulang punggung nempel rapeet. Saya sampai teriak-teriak, keringat dingin, lemes hampir pingsan..padahal belum selesai, akhirnya saya lemesin aja, ikhlasin bahkan kalau pingsan juga gak apa-apa. Tapi ternyata gak pingsan hehe langsung kepikiran, apakah mules melahirkan rasanya seperti ini atau lebih dahsyat.

Setelah selesai, saya berdiri ternyata gemeteran bahkan sampe gak bisa buka mata. Sayup-sayup cuma bisa dengar kesimpulan Dokter bahwa saluran kanan saya pas ditiup malah makin menggelembung kayak balon, kalau dipaksakan bisa pecah dan membahayakan. Diagnosanya hydrosalphing tuba kanan sama dengan hasil HSG sebelumnya. Kemungkinan perlengketannya harus diangkat melalui operasi besar. Sementara saluran tuba sebelah kiri kata Dokter bisa terbuka sumbatannya dan lancar. Dokter optimis sama tuba kirinya, insya Allah masih bisa untuk hamil alami.

Saya semakin lemas, detak nadi dicek sama Dokter dan disarankan untuk berbaring dulu setengah jam di kamar sebelah. Suster membawakan kursi roda dan mengantarkan ke ruang kosong dan juga teh anget. Suami ke apotek untuk menebus obat, RS juga udah mau tutup. Saya masih berbaring, setelah cek obat ternyata antibiotiknya dikasih ciproflaxiacin yang saya alergi jenis itu. Akhirnya suami kejar-kejaran sama Dokter yang udah mau pulang untung masih keburu :) pas jam 10 malam saya pasien terakhir dari poli yang keluar hehehe..

Biaya:  
Pendaftaran Rp 15.000,-
Konsul Dokter Rp 200.000,-
Tindakan SIS Rp 450.000,-
USG TV Rp 150.000,-
Obat-obatan tindakan Rp 275.800,-
Obat-obatan resep berupa antibiotik, anti nyeri dan anti flek Rp 130.000,-
Total Rp 1.220.800,-

Senin, 30 November 2015

TTC

Part I

Akhirnya di Oktober 2015 kami berdua memutuskan konsul lagi ke dokter untuk langsung program hamil. Sempet galau antara uangnya buat promil atau 2nd honeymoon hehe tapi suara hati mengingatkan untuk promil aja mumpung ada waktu. Memutuskan mencoba datang ke dr. Prima Progestian, SpOG di Jakarta Selatan karena ada teman yang merekomendasikan beliau. Walaupun jauh, butuh waktu 3 jam dari Bekasi-Kebayoran karena macet tapi tetap kami coba.

Sabtu, 24 Oktober 2015 -- siklus mens hari kedua
Harusnya sampai di RS Muhammadiyah Taman Puring jam 4, tetapi kami telat karena macet jadi baru sampai jam 5. Dapat nomor urut 16 huhu...padahal dari Bekasi berangkat jam 2 loh. Baru dipanggil masuk jam setengah 8 malam, karena dr. Prima baru datang jam 6 sehabis operasi. Sambil nunggu tadinya mau ke Burger Blenger di Mayestik, tapi antriannya aduhai..jadilah makan malamnya di Seven Eleven aja.
Kesan bertemu dr.Prima? Menyenangkan, lugas dan detail penjelasannya. Pas di USG kista udah gak kelihatan, happy. Cuma diminta untuk HSG dan Analisis Sperma (SA) di hari ke 9-11 trus di resepin vitamin untuk 3 bulan kedepan diminum berdua.
Biaya:
Pendaftaran Rp 15.000,-
USG Rp 150.000,-
Konsul Dokter Rp 200.000,-
Obat/Vitamin Rp 730.000,- (Corsel Tab, Vioxy FM & Asam Folat)

Sabtu, 31 Oktober 2015 -- siklus mens hari kesembilan
Pagi ini jadwalnya HSG dan SA, kami memilih Biotest Laboratorium di Menteng dari hasil gugling yang menyatakan tidak sakit. Sampai jam 9 setelah pembayaran, menunggu di lobi. Ternyata Suami duluan yang dipanggil masuk. Di kasih tabung kaca kecil dan diantar ke ruang kosong di lantai 3 untuk pengambilan sperma (sendiri loh yaa..) setelah selesai untungnya ada kamar mandi bershower jadi Suami bisa langsung mandi besar bersih-bersih, tanpa repot. Hasil SA baru bisa diambil hari Senin.
Setelah itu saya yang dipanggil, diminta untuk mengisi surat persetujuan ditandatangani Suami dan Istri. Setelah itu masuk ke Ruang Radiologi, berganti celana khusus (yang bawahnya bolong) dan tiduran di atas mesin. 10.30 disuntik tes alergi, masih bisa ditemenin Suami. Jam 10:45 dr.Sandra, SpRad masuk dan memberitahu prosedurnya, menenangkan hati agar tidak panik, menginstruksikan untuk berdoa, menjelaskan tujuan HSG pokoknya dr.Sandra keibuan banget deh jadi saya gak tegang. Suami masih boleh nemenin, memang saya minta untuk dia ngeliatin diapain aja sih.. katanya sih dimasukin corong. Kalau saya sendiri cuma berasa mrs.v dijepit sesuatu (untuk membuka lebar) dibasahin sama sesuatu yang dingin (kayaknya Betadine), dan pas selang/kateternya masuk gak berasa apa-apa, masih lebih berasa ngilu di USG TV. Setelah cairan masuk, dari posisi ngangkang kaki saya tarik lurus bersiap di foto rontgen, nah kalau ini Suami udah gak boleh nemenin karena bahaya sinar radiasi. Saya gak perlu hadap kiri/kanan karena mesinnya sendiri yang akan bergerak. Prosesnya cepat gak sampai 10 menit sudah selesai. Terakhir saya diminta bersih-bersih, kemudian di foto lagi (udah boleh pakai celana dalam pas rontgennya). Saya sudah buang air kecil, tetapi kata suster pas di foto kotorannya belum bersih banget, jadilah saya diminta untuk buang air kecil lagi. Saya minum sebotol supaya bisa pipis, pas pipis saya baru sadar ternyata ada flek-flek yang ikut luruh. Pas pipis pertama kirain cuma ngeluarin cairan aja, abis kamar mandinya gelap. Salahnya saya, gak nyalain lampu karena gak tau saklarnya dimana *haduh*
Selesai juga foto rontgen yang terakhir, tidak terlalu lama hasil HSGnya keluar. Menurut dr. Sandra saluran saya bagus, pas disemprot bisa masuk tanpa ada hambatan. Namun pas foto terakhir, saluran tuba saya yang Kanan membesar kemungkinan ada perlengketan. Saya diminta untuk konsultasi dengan Obgyn untuk penangannnya.
Biaya:
Test HSG Rp 1.000.000,-
Test SA Rp 290.000,-    

Sabtu, 7 November 2015 -- siklus mens hari keenambelas
Karena waktu itu telat, jadilah kami berangkat lebih pagian jam 1 siang..tetep aja dong sampe RSMTP jam 4 sore. Manajemen RSnya kurang enak, sudah telp daftar tapi gak dikasih nomor. Diminta datang jam 4 (sejam sebelum dokter praktek) untuk ambil nomor. Sudah di pendaftaran jam 4 teng masih belum dibuka, karena kursi tunggunya full jadilah saya duduk agak jauh. Pas pengumuman pendaftaran dibuka gak pake speaker dong, jadi samar-samar. Tapi pede aja saya maju melihat ibu-ibu berkerumun, dan saya hiks tetep diurutan 2 digit alias dapat nomor 10. Untung dr. Prima datang tepat waktu jam 5, trus saya kebagian masuk jam 6 jadi nunggunya gak lama-lama banget. Dokter membaca hasil SA Suami masih ok. Lalu membaca hasil HSG dan foto rontgen saya.
Kesimpulan beliau perlengketan di kanan dan kiri, mungkin karena si Kista yang ada di ovarium kanan (hiks padahal waktu itu udah hilang loh trus kok tiba-tiba jadi si kiri ikutan disebut). Saya gak mau ambil pusing, ikut apa kata dokter aja. Beliau mau coba untuk 3 siklus ini dipancing ovulasi, jadi saya ditambahin obat untuk memicu ovulasi. Karena di USG telur saya udah gak keliatan (kemungkinan sudah pecah) jadi di siklus mendatang hari ke 12 diminta datang untuk cek. Kalau selama 3 siklus belum hamil, tindakan selanjutnya di SIS, gak berhasil juga? mau coba inseminasi. Tahap akhir ya mesti Laparotomi (bedah) untuk diambil kistanya sekaligus dibersihin segala perlengketan yang ada.
Biaya:
Pendaftaran Rp 15.000,-
USG Rp 150.000,-
Konsultasi dokter Rp 200.000,-
Obat Rp 130.000,-

Sabtu, 28 November 2015
Hari ini siklus hari ke 13, yup saya masih datang bulan. Langsung bikin janji ke dr. Prima lagi. Hampir mau di SIS, tapi dokter bilang dicek dulu sel telurnya. Alhamdulillah ada satu sel telur ukurannya udah 20cm dan artinya sudah masuk masa subur. Dokter menawarkan untuk disuntik pemecah telur supaya lebih maksimal dan diminta langsung berhubungan dari malam ini .Waktu pecahnya 24 jam dari disuntik, sampai ke 72 jam (karena sperma bisa bertahan selama 3 hari sementara sel telur hanya 24 jam). Wah deg-degan, karena besoknya suami mau ujian masuk S2 di UI. Konsentrasi terpecah dan takut capek hehe... bismillah pulang dari ujian aja eksekusinya.

 Biaya:
Pendaftaran Rp 15.000,-
USG Rp 150.000,-
Konsultasi dokter Rp 200.000,-
Suntik Pemecah Telur  Rp 891.000,-

Jumat, 12 Juni 2015

Perjalanan Umroh ~ part II


Alhamdulillah, tak habis-habisnya rasa syukur teruntai. Seminggu menghabiskan detik, menit, jam dan hari di dua kota suci Madinah dan Makkah tak terasa. Hawa panas bukan halangan, yang biasanya kalau di Jakarta langsung pusing sedikit, disana sehat dan gak ada keluhan. Menikmati ibadah sepanjang hari, jajan almond, jus mangga, lays, eskrim, kfc, kebab, nasi briyani, teh arab, roti sevendays, kurma dingin ... loh loh kok terakhirnya makanan semua yaa hehe. Enak deh, hidup begini terus :) rasanya mau pindah kesini jadinya.

Bertemu dengan anak-anak dari penjuru dunia juga menjadi kebahagiaan sendiri, liat semangat dan kecintaan mereka akan Masjid, Masya Allah. Bertemu banyak orang baik, tiba-tiba aja kasih makanan buat berbuka, ada roti, keju, kurma, teh ... sempet gak enak hati, karena kan gak puasa, harusnya ada yang lebih berhak. Tapi ditolakpun lebih gak enak lagi.


Alhamdulillah Allah mudahkan ibadah umrohnya, ibadah tawafnya, ziarah makam Rasulullah sampai haru banget..karena di Raudhah agak terbatas untuk perempuan. Saat sudah bisa masukpun, saking penuhnya orang duduk pun sulit. Tapi kemudian tiba-tiba ada yang memberikan tempat, walaupun pas sujud sempat deg-degan takut terinjak tapi Alhamdullillah lancar. Perluasan Masjidil Haram juga bukan halangan, walaupun masih banyak crane dan sempat juga kami terpaksa tawaf di lantai 3 paling atas karena gak kebagian tapi menjadi bagian pengalaman.

Jabal Magnet
City Tour juga sangat berkesan, berkesempatan mengunjungi Jabal Rahmah, Jabal Magnet, Mina (aaah... yang ini bikin semangat buat tabungan Haji, insya Allah), kebun kurma, Masjid Bir Ali, Masjid Terapung, Masjid Quba. Yang belum dan pengen banget dikunjungi, kota Thaif insya Allah.

Labaik Allahuma labaaik, labaaik Laa Syarika Laka Labaaik Inal Hamda Wan Ni'mata Laka Wal Mulka La Syarikalah ... panggil aku kembali ya Rabb

Saudi Arabia, modern and amazing

Sabtu, 06 Juni 2015

Perjalanan Umroh ~ Hari pertama seperti mimpi

Alhamdulillah, di anniversary pertama pernikahan kami mendapatkan hadiah istimewa dari orangtua Suami. Yaitu beribadah Umroh ke Tanah Suci. Awalnya kami berdua saja, tetapi saya meminta mereka untuk ikut juga. Saya rada gak pede pergi sendiri, sementara Bapak dan Ibu kan sudah pengalaman dan jadi deh kami pergi berempat.

Kebetulan teman Ibu sudah mendaftar duluan, lalu Ibu mengikutsertakan kami berempat di travel yang sama yaitu Ratu Arruman.Ibadah Umroh kami nantinya akan dibimbing oleh Ustadz
Aswan Faisal, yang merupakan kakak dari alm. Uje. Alhamdulillah persiapan serba singkat tapi berjalan dengan lancar sampai  kembali ke tanah air. Daftar Maret, bulan Juni berangkat.

Sabtu, 6 Juni 2015




Sehabis sholat subuh dan sholat sunnah safar kami bersiap-siap menuju Bandara Soekarno Hatta menggunakan bis Damri dari Bekasi Barat. Untuk jamaah umroh sendiri diharuskan berkumpul di Soeta jam 8 pagi. Bapak, Ibu dan Abang saya datang untuk mengantar, senengnya walaupun ada haru-haru dikit. Karena tentunya pengen banget perginya bareng mereka, tp In syaa Allah di lain waktu semoga terkabul. jam 10 kami boarding, flight jam 11.40 menggunakan GIxxx Saya terpisah sama suami dan mertua, tapi boleh pindah kok asal di belakang masih tersedia kursi kosong. 9 jam perjalanan kami isi dengan makan, tidur, nonton film, tilawah dan mendengarkan alunan ayat-ayat Al Quran dari audio pesawat. Alhamdulillah gak bosan, tau-tau sudah sampai. Seru liat padang pasir dari pesawat, Masya Allah saya rasanya masih mimpi menginjakkan kaki di Tanah Suci ini.



pukul 17:30 kami landing dengan mulus, disambut dengan suasana terang benderang. Yup, sama sekali gak ada awan di Jeddah, langsung matahari bulat menggantung..tapi hawanya gak panas kok.
Gak keringetan, atau mungkin udah mau malam ya :) tepat adzan Maghrib (sekitar jam 7 malam) bis rombongan kami bergerak meninggalkan bandara King Abdul Azis menuju kota Madinah.
Berhubung udah masuk jam tidur saya (jam 11 malam waktu Jakarta), jadilah saya langsung molor di dalam bis hehe makan malam yang sudah disediakan pun saya cuekin, selain itu pemandangan yang monoton, hanya padang pasir sehamparan jalan membuat mata makin berat.

sekitar pukul 1 dini hari kami tiba di Madinah. Sepanjang jalan rasanya tidak merasa menjadi asing, seperti kalau tiba di tempat  baru. Rasanya tidak deg-degan, justru merasa nyaman. Sepanjang
jalan banyak bangunan-bangunan kubus, mobil-mobil terparkir berantakan didepannya, terlihat kusam, tidak ada pepohonan. Bis semakin mendekat menuju masjid Nabawi, masjidnya tertutup area perhotelan yang menjulang. Tak henti-hentinya saya berdzikir dan mengagumi keindahan masjid dari kejauhan.


Sampai di hotel, kami dipersilahkan membereskan bawaan, bersih-bersih dan beristirahat. Rasanya sudah gak sabar pengen ibadah di Masjid Nabawi, tapi mengingat tubuh belum mandi dan butuh dilurusin jadi kami istirahat dulu sebentar supaya ibadahnya fit.

with Mom in law

Jumat, 24 April 2015

7 jam berlibur singkat di Bandung

Balik lagi ke Bandung (hehe demen)...

Long weekend kali ini saya dan suami akhirnya menghabiskan liburan seharian di Bandung tanpa menginap. Masih dalam euforia Konferensi Asia Afrika tanggal 24 April lalu kemudian kami memilih seputar Jl. Asia Afrika - Braga sebagai tujuan wisata kali ini. Mumpung masih hangat dekorasinya, walaupun kemarin sempat ada kasus pengrusakan kecil atas fasilitas umum disana. Untungnya sehari sebelum kami berangkat, ada kegiatan kerja bakti membersihkan dan memperbaiki fasum yang dirusak itu. Walaupun pas kesana si "bola dunia" masih dalam tahap perbaikan gara-gara nama negaranya banyak yang dicopot... aah kecewa.



Pagi-pagi sekali kami bersiap ke Stasiun Bekasi, dijadwalkan berangkat jam 06.57 tapi sayangnya si Argo Parahyangan terlambat dan baru datang jam 07.45. Alhamdulillah perjalanan lancar dan sampai di Bandung jam 11:00 dari yang dijadwalkan jam 09:52 karena molor tadi, yach keburu siang deh. Keluar melalui Pintu Selatan, yang tadinya mau ngangkot ke Alun-alun eh ternyata salah arah, jadilah kami berjalan kaki sedikit tau-tau sampe Pasar Baru (baru tahu haha...) Makin gak jadi lagi ngangkot dan milih berjalan kaki sambil cuci mata, sempetin juga ngemil kue cubit dulu. Berhubung cuaca panas isenglah saya dan suami ngebecak dengan ongkos sepuluh ribu ke Masjid Raya, sebenarnya dekat sih kalau mau jalan kaki juga cuma ya itung-itung melestarikan becak lah.

Masjid Raya Bandung






 Sampai di Masjid Raya, masih sempet ngerasain rumput sintesis hihi norak.. padahal lagi panas terik. Terus langsung masuk ke Masjid karena sebentar lagi adzan dzuhur berkumandang dan kami gak mau ketinggalan sholat berjamaah. Masjidnya luas banget sampe ada 3 kubah, sayangnya pas kesana kami lupa mau naik menara. Mungkin itu artinya kami harus balik lagi kesana. Setelah selesai sholat kami kembali lagi ke lapangan rumput sintesis untuk berfoto-foto. Jalan kaki ke arah Braga melalui Jl. Asia Afrika, Jl. Naripan dan Jl, Tamblong. Seru loh pop-art yang lagi dipajang disini, terus banyak bangku-bangku juga. Jadi warga bisa pada duduk ngobrol seru, ada orangtua yang sambil nyeritain sejarah Konferensi Asia Afrika ke anak-anaknya. Hebat ya Ridwan Kamil, walikota Bandung, bisa menyalurkan sejarah dengan apik kepada masyarakatnya.


Rasa Bakery - Jl. Tamblong, Bandung.
Kami berhenti di Rasa Bakery untuk makan siang, restoran dengan nuansa Belanda, yang mirip Ragusa di Jakarta tapi lebih seru. Banyak pilihan untuk roti dan kue-kuenya, ada juga eskrim homemade yang enak bangeet. Suami memilih Laksa yang katanya disini favorit banget, tapi pas saya icip kok biasa aja dan gak ada daun kemanginya, hmm bukannya Laksa itu identik dengan kemangi ya?. Saya sendiri memilih Selad Solo, nah kalau yang ini enak banget. Dagingnya empuk, sayurannya pas, kuah dan mustardnya seger banget.. Sebagai penutup ada Hawaian Love Songs, yaitu 3 scoop eskrim yang tertata manis di atas setengah buah Nanas plus potongan buah segar dan sekeping biskuit...yum segeer. Eskrimnya terdiri dari rasa pisang, vanilla dan strawberry. Yang strawberry ini ada sedikit potongan buah stroberi aslinya, makanya seger banget. Kalau diliat-liat yang makan disini usia 40thn keatas loh, semacam nostalgia ya mereka kesini hehe.. ada juga family sih, bawa anak-anak untuk makan eskrim.





Setelah selesai makan, tidak lupa membeli camilan untuk di perjalanan pulang nanti. Saya beli kue-kue kecil dan sekotak Apple Strudel untuk oleh-oleh, Apple Strudelnya enak banget loh..asem-asem seger. Kami kemudian berjalan kaki lagi ke kiri, sekitar 250 m sudah ketemu Jl. Braga.

Sumber Hidangan - Jl. Braga, Bandung
Selalu seru menikmati jalanan Braga, trotoarnya yang bersih dan rapi, ditambah dengan kursi-kursi penyemarak Konferensi Asia Afrika 2015. Cuacanya lagi mendung nih, berhubung tadi beli eskrim cup "Rasa" jadi kami duduk-duduk dulu sambil menikmati frambozen eskrim yang enak banget. Sambil melihat-lihat pertokoan, mata saya mencari-cari toko kue Sumber Hidangan. Gak ada plang tokonya, yang saya lihat hanya satu tempat yang isinya kursi dan meja makan jadul mirip restoran di Ragusa. Saya pede aja masuk, terus berjalan ke etalase kue eeh ternyata bener ini tempatnya si toko kue belanda Sumber Hidangan. Wangi rotinya enak banget, ada khasnya yang berbeda dengan wangi roti-roti modern sekarang ini. Saya membeli 2 ons Bookepotjes, 1 ons kue coklat kacang dan 1 slice cake kacang almond. Bener-bener otentik banget tempatnya, mesin kasir, mesin timbangan dan etalasenya peninggalan jaman Belanda. Bahkan yang melayani sampe petugas kasirnya sudah oma-oma. Kue-kue yang saya belipun dibungkusnya pakai kantong kertas. Total belanja disini Rp 85.500,-




Selesai dari sini masih siang dan agak lama ke waktunya pulang. Cuaca Bandung lagi asik banget, mendung-mendung sejuk. Karena gak tau mau kemana lagi, akhirnya kita jalan kaki aja sepanjang jalan Braga entah sampai kemana. Mendung makin tebal, buru-buru nyetop Taksi, eh bener aja loh pas di dalem Taksi langsung beerr..hujan deras banget. Kita akhirnya memutuskan ke Pompidou Cafe di Jalan Ciliwung.

Pompidou Sweet & Savoury - Jl. Ciliwung No.14, Bandung
Gak jauh dari Cihapit/Cilaki/Cisangkuy, Pompidou ini bukan bangunan Cafe tersendiri, melainkan bangunan Butik yang didalamnya ada cafe keciiil sangat (hehehe saking mininya, karena pas kami kesana cuma ada 3 meja dan full). Cuaca masih hujan, sempet agak bete sih karena sampai disana mbaknya gak ngasih meja, kami sibuk sendiri geser-geser meja. Kebetulan sisa yang kosong di teras belakang, hanya ada 2 meja. Karena hujan, terasnya bocor jadi mejanya mesti digeser, dan mereka gak helpfull. Parahnya lagi, 1 meja tersisa (yang gak bocor) dipake sama SPG buat ngerokok..hiks sedih banget. Udah mana kebocoran eh bau asap rokok pula, dan mereka nyantai aja gitu. Saya gak bisa komplen karena emang kondisinya kayak gitu, mau diapain lagi. Cuma bisa berdoa sekenceng-kencengnya supaya para perokok selesai dan saya bisa ngemil dengan tenang. Hujan deras dan gak punya tujuan, bikin kami terperangkap disitu. Ya sudah ngeteh sore ngangetin badan dan ngemil red velvet cupcakes. Duh maap ya, so far reviewnya cuma "Red Velvetnya enak bangeeet". Untung enak, setidaknya bisa menghapus kekecewaan saya atas pelayanan Pompidou. Next kalaupun ngidam sama kue-kuenya Pompidou, saya pilih take away aja.

Selesai dari Pompidou ceritanya mau ke Jl. Lombok atau Riau, eeh mbaknya gak ngerti arah doong. Ya udah kami coba iseng jalan kaki menyusur sendiri. Jalanan macet dimana-mana, eh terus kami hilang arah hahaha makin gak jelas juntrungannya. Ya sudah nyetop Taksi deh buat langsung ke Stasiun. Sampai di Stasiun sebelum Maghrib, istirahat di Mushollanya trus sholat Maghrib, makan malam bakso seadanya sampe saat kereta kami tiba. Yup jam 20:00 akhirnya kereta kami bergegas meninggalkan Bandung, udah ngantuk sangaat pengen segera rebahan di kamar sendiri.